Monday, September 28, 2015

Filled Under:

Group Hadrah Majelis Walisongo Juara II dalam Festival Seni Qasidah dan Bintang Vokalis

Group Hadrah Majelis Walisongo Juara 2 - Alhamdulillah, suasana gembira tengah dirasakan oleh Group hadrah Majelis Walisongo yang pada kesempatan kali ini berhasil menggondol juara II tingkat Kabupaten Kulon Progo, dalam rangka Festival Seni Qasidah dan Bintang Vokalis Tingkat Kabupaten Kulon Progo, Tahun 2015. 

Lomba yang diikuti oleh Groum Hadrah Majelis Walisongo ini bertempat di Kantor Kementerian Agama, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, tepatnya pada hari Ahad, 27 September 2015. Dan ini bukanlah lomba pertama yang diikuti oleh Group Hadrah Majelis Walisongo, sebab sebelumnya juga telah banyak berpartisipasi dalam berbagai lomba, bahkan beberapa personel juga pernah ikut serta dalam lomba tingkat nasional.

Group Hadrah Majelis Walisongo bisa dikatakan telah banyak makan garam dalam bidang qasidah dan rebana. Sejak didirikan pada tanggal 26 Juni 2010, Group hadrah ini telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat desa Tawangsari, desa Plumbon, dan desa-desa sekitarnya, dan telah banyak berpartisipasi khususnya dalam menyemarakkan walimahan yang seringkali mengundang dan mempercayakannya kepada group hadrah Majelis Walisongo untuk menyemarakkannya. 

Pada awal didirikannya, Group Hadrah Majelis Walisongo ini bernama Majelis Shalawat, Qiraatul Kutub, dan Dzikir As-Salaam, dan sebenarnya merupakan salah satu majelis yang berada di bawah asuhan takmir Masjid As-Salaam. namun karena beberapa hal, diantaranya untuk lebih mengembangkan jamaah agar lebih banyak dan tidak terikat, maka majelis ini kemudian menjadi majelis yang berdiri sendiri dan memiliki pengurus sendiri pula. Lebih lanjut, majelis ini pun dalam perjalanannya telah mengalami beberapa perpindahan pusat latihan, hingga pada akhirnya menjadikan mushala Al-Muqadah di Plumbon sebagai tempa latihan dan Pondok Pesantren As-Salaam Siluwok Lor sebagai  Markas Besarnya. 

Dalam perjalanannya, Majelis Shalawat, Qiratul Kutub, dan Dzikir As-Salaam berubah nama menjadi Group Hadrah Walisongo, dan pada akhirnya dirubah sedikit menjadi Group hadrah Majelis Walisongo dengan menambahkan kata "majelis" di dalamnya yang tentunya memiliki makna filosofi tersendiri apabila dijelaskan secara panjang lebar. Adapun yang memberikan masukan nama Walisongo sendiri adalah KH. Syamsuddin Asyrofi, seorang ulama besar dari Klaten. Dan sebetulnya beliau memberikan beberapa opsi nama, diantaranya Kunci Suwarga, Mugi Berkah, dan Walisongo, yang pada akhirnya penamaan jatuh pada nama Walisongo. 

Latar belakang dibentuknya Group hadrah Majelis Walisongo tidak lepas dari hasil perenungan dan upaya untuk meresapi perintah Allah dan Rasul agar umat islam memperbanyak diri dalam bershalawat, sebagai salah satu jalan terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memupuk rasa mahabbah kepada Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam. Dengan kata lain, Hadrah Majelis Walisongo adalah Group hadrah yang hendak menebarkan rasa cinta atau mahabbah sejati kepada masyarakat luas. Dengan dibalut dalam bentuk kesenian islami, Group hadrah Majelis Walisongo mengupayakan tersebarnya syiar islam melalui shalawat dan mengajak masyarakat luas untuk gemar bershalawat. 

Dalam islam sendiri, keutamaan shalawat telah disebutkan dalam berbagai hadist, yang diantaranya sebagai berikut: "Bershalawatlah kamu kepadaku, karena shalawatmu itu menjadi zakat (penghening jiwa pembersih dosa) untukmu."

Dari dasar inilah maka kemudian Group Hadrah Majelis Walisongo bergerak dengan tujuan yang pasti, yaitu mengharapkan ridha Allah dan berkah rasulullah dengan melalui majelis shalawat dan dzikir, sebagai wasilah dalam membangun kedekatan dan menjalin ukhuwah islamiyah. Dan "meraih keberkahan hidup melalui dzikir, majelis ilmu dan shalawat" merupakan motto penting yang akan tetap dipegang oleh Group hadrah Majelis Walisongo sampai kapanpun.


0 komentar:

Post a Comment