TERJEMAH SURAH AN-NISA'
1. Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
2. Dan
berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu
menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu Makan harta mereka bersama
hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa
yang besar.
3. Dan jika
kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
Berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang
kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
4.
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan[267]. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu
sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah)
pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.
5. Dan
janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya[268],
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
6. Dan
ujilah[269] anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. kemudian jika
menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka
serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak
yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa
(membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu)
mampu, Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan
Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut.
kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu
adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah
sebagai Pengawas (atas persaksian itu).
7. Bagi
orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan
kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
8. Dan
apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat[270], anak yatim dan orang miskin,
Maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada
mereka Perkataan yang baik.
9. Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.
10.
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).
11. Allah
mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak
perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka
bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu
seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa,
bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak
dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika
yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat
atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)
manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
12. Dan
bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu
mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya
sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya.
Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu
buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik
laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan
anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang
saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis
saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari
seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi
wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi
mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai)
syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Penyantun.
13.
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga
yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan
Itulah kemenangan yang besar.
14. Dan
Barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang
ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
15. Dan
(terhadap) Para wanita yang mengerjakan perbuatan keji [275], hendaklah ada
empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). kemudian apabila mereka
telah memberi persaksian, Maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah
sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain
kepadanya[276].
16. Dan
terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, Maka berilah
hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri,
Maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.
17.
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang
mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan[277], yang kemudian mereka bertaubat
dengan segera, Maka mereka Itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
18. Dan
tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah)
ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak
(pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran.
bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.
19. Hai orang-orang
yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa[278]
dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian
dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata[279]. dan bergaullah dengan mereka secara patut.
kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang
banyak.
20. Dan
jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain [280], sedang kamu
telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka
janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu
akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang Dusta dan dengan
(menanggung) dosa yang nyata ?
21.
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, Padahal sebagian kamu telah bergaul
(bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. dan mereka (isteri-isterimu)
telah mengambil dari kamu Perjanjian yang kuat.
22. Dan
janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali
pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu Amat keji dan dibenci
Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
23.
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan[281];
saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu
isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri
yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
24. Dan
(diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang
kamu miliki[282] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas
kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[283] (yaitu) mencari
isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka
isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah
kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah
mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah
menentukan mahar itu[284]. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
25. Dan
Barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya
untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang
beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu;
sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain[285], karena itu kawinilah
mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang
patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan
bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan
apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan
perbuatan yang keji (zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman
wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah
bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan
zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
26. Allah
hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada
jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para Nabi dan shalihin) dan (hendak)
menerima taubatmu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
27. Dan
Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya
bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).
28. Allah
hendak memberikan keringanan kepadamu[286], dan manusia dijadikan bersifat
lemah.
29. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
30. Dan
Barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, Maka Kami kelak
akan memasukkannya ke dalam neraka. yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
31. Jika
kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
32. Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada
bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada
bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
33. Bagi
tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib
kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya[288]. dan (jika ada) orang-orang yang
kamu telah bersumpah setia dengan mereka, Maka berilah kepada mereka
bahagiannya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.
34. Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka)[290]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.
35. Dan jika
kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang
hakam[293] dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.
jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah
memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
Maha Mengenal.
36.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman
sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
37. (yaitu)
orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
Menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami
telah menyediakan untuk orang-orang kafir[296] siksa yang menghinakan.
38. Dan
(juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya[297] kepada
manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari
kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, Maka syaitan
itu adalah teman yang seburuk-buruknya.
39. Apakah
kemudharatannya bagi mereka, kalau mereka beriman kepada Allah dan hari
kemudian dan menafkahkan sebahagian rezki yang telah diberikan Allah kepada
mereka ? dan adalah Allah Maha mengetahui Keadaan mereka.
40.
Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika
ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan
memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar[298].
41. Maka
Bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang
saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai
saksi atas mereka itu (sebagai umatmu[299]).
42. Di hari
itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya
mereka disamaratakan dengan tanah[300], dan mereka tidak dapat Menyembunyikan
(dari Allah) sesuatu kejadianpun.
43. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri
mesjid) sedang kamu dalam Keadaan junub[301], terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi. dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
44. Apakah
kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bahagian dari Al kitab
(Taurat)? mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka
bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).
45. Dan
Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. dan cukuplah
Allah menjadi pelindung (bagimu). dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).
46. Yaitu
orang-orang Yahudi, mereka mengubah Perkataan dari tempat-tempatnya[302].
mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi Kami tidak mau
menurutinya[303]. dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang
kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa[304]. dan (mereka mengatakan) :
"Raa'ina"[305], dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama.
Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah,
dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih
tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. mereka tidak
beriman kecuali iman yang sangat tipis.
47. Hai
orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah
Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan kitab yang ada pada kamu sebelum Kami
mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang[306] atau Kami kutuki mereka
sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari
Sabtu[307]. dan ketetapan Allah pasti berlaku.
48.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.
49. Apakah
kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?[308]. sebenarnya
Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya
sedikitpun.
50.
Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan Dusta terhadap Allah? dan
cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).
51. Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka
percaya kepada jibt dan thaghut[309], dan mengatakan kepada orang-orang kafir
(musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang
beriman.
52. Mereka
Itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dikutuki Allah, niscaya kamu
sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya.
53. Ataukah
ada bagi mereka bahagian dari kerajaan (kekuasaan) ? Kendatipun ada, mereka
tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia[310].
54. Ataukah
mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia[311] yang Allah telah
berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan Hikmah kepada
keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
55. Maka di
antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman
kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari
beriman kepadanya. dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala
apinya.
56.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
57. Dan
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan
Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai;
kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang Suci,
dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.
58.
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
melihat.
59. Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
60. Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada
apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ?
mereka hendak berhakim kepada thaghut[312], Padahal mereka telah diperintah
mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan)
penyesatan yang sejauh-jauhnya.
61. Apabila
dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu Lihat orang-orang
munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
62. Maka
Bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu
musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang
kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki
selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna".
63. Mereka
itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan
Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
64. Dan
Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin
Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya[313] datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk
mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.
65. Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
66. Dan
Sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau
keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya
kecuali sebagian kecil dari mereka. dan Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan
pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih
baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
67. Dan
kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi
Kami,
68. Dan
pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
69. Dan
Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para
shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan
mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
70. Yang
demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
71. Hai
orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama!
72. Dan
Sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan
pertempuran)[315]. Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata:
"Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya
tidak ikut berperang bersama mereka.
73. Dan
sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah Dia
mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu
dengan dia: "Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya
mendapat kemenangan yang besar (pula)".
74. Karena
itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan
akhirat[316] berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan
Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan Maka kelak akan Kami berikan
kepadanya pahala yang besar.
75. Mengapa
kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah
baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya
Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya
dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari
sisi Engkau!".
76.
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir
berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu,
karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
77.
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[317]:
"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian
dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya
kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya
Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? mengapa tidak Engkau
tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai kepada beberapa waktu
lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan
akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan
dianiaya sedikitpun[318].
78. Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, Kendatipun kamu di dalam
benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[319],
mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka
ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah".
Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) Hampir-hampir tidak memahami
pembicaraan[320] sedikitpun?
79. Apa
saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, Maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul
kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.
80.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan
Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu
untuk menjadi pemelihara bagi mereka[321].
81. Dan
mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban Kami hanyalah)
taat". tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari
mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah
mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu,
Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah
menjadi Pelindung.
82. Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
83. Dan
apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan
ulil Amri[322] di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri)[323].
kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
84. Maka
berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan
kewajiban kamu sendiri[324]. Kobarkanlah semangat Para mukmin (untuk
berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu.
Allah Amat besar kekuatan dan Amat keras siksaan(Nya).
85.
Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik[325], niscaya ia akan memperoleh
bahagian (pahala) dari padanya. dan Barangsiapa memberi syafa'at yang
buruk[326], niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
86. Apabila
kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah
penghormatan itu (dengan yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah
memperhitungankan segala sesuatu.
87. Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. dan
siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada Allah ?
88. Maka
mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan[328] dalam (menghadapi)
orang-orang munafik, Padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran,
disebabkan usaha mereka sendiri ? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada
orang-orang yang telah disesatkan Allah[329]? Barangsiapa yang disesatkan
Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk)
kepadanya.
89. Mereka
ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu
kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka
penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika
mereka berpaling[330], tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya,
dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan
jangan (pula) menjadi penolong,
90. Kecuali
orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan
kaum itu telah ada Perjanjian (damai)[331] atau orang-orang yang datang kepada
kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi
kaumnya[332]. kalau Allah menghendaki, tentu Dia memberi kekuasaan kepada
mereka terhadap kamu, lalu pastilah mereka memerangimu. tetapi jika mereka
membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian
kepadamu[333] Maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan
membunuh) mereka.
91. Kelak kamu
akan dapati (golongan-golongan) yang lain, yang bermaksud supaya mereka aman
dari pada kamu dan aman (pula) dari kaumnya. Setiap mereka diajak kembali
kepada fitnah (syirik), merekapun terjun kedalamnya. karena itu jika mereka
tidak membiarkan kamu dan (tidak) mau mengemukakan perdamaian kepadamu, serta
(tidak) menahan tangan mereka (dari memerangimu), Maka tawanlah mereka dan
bunuhlah mereka dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepadamu alasan
yang nyata (untuk menawan dan membunuh) mereka.
92. Dan
tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja)[334], dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin
karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman
serta membayar diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu),
kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh)
dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka
(hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak
memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.
93. Dan
Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah
Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan azab yang besar baginya.
94. Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, Maka
telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan
"salam" kepadamu[338]: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu
kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena
di sisi Allah ada harta yang banyak. begitu jugalah Keadaan kamu dahulu[339],
lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka telitilah. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
95.
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak
mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta
mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan
jiwanya atas orang-orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing
mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan
orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk[341] dengan pahala yang besar,
96. (yaitu)
beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
97.
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri
sendiri[342], (kepada mereka) Malaikat bertanya : "Dalam Keadaan bagaimana
kamu ini?". mereka menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang tertindas
di negeri (Mekah)". Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu
luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". orang-orang itu
tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,
98. Kecuali
mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak
mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),
99. Mereka
itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.
100.
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya
dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian
menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap
pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
101. Dan
apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar[343]
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya
orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
102. Dan
apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka
berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka
(yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat)[344], Maka
hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah
datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah
mereka denganmu[345]], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang
senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan
harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa
atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan
karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu[346].
103. Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman,
Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
104.
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu
menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula),
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang
tidak mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
105.
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,
supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan
kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah),
karena (membela) orang-orang yang khianat[347],
106. Dan
mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
107. Dan
janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi
bergelimang dosa,
108. Mereka
bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal
Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan
rahasia yang Allah tidak redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya)
terhadap apa yang mereka kerjakan.
109.
Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela)
mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk
(membela) mereka pada hari kiamat? atau siapakah yang menjadi pelindung mereka
(terhadap siksa Allah)?
110. Dan
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian ia
mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
111.
Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk
(kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
112. Dan
Barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada
orang yang tidak bersalah, Maka Sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan
dan dosa yang nyata.
113.
Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah
segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. tetapi mereka
tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat
membahayakanmu sedikitpun kepadamu. dan (juga karena) Allah telah menurunkan
kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu
ketahui. dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.
114. Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau
Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian
karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar.
115. Dan
Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu[348] dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
116.
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia,
dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya.
117. Yang
mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala[349], dan (dengan
menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang
durhaka,
118. Yang
dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan
mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya)[350],
119. Dan
aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya[351], dan akan aku suruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya[352]".
Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka
Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
120.
Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan
kosong pada mereka, Padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain
dari tipuan belaka.
121. Mereka
itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya.
122.
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan
ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. dan
siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?
123.
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong[353] dan
tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak
mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.
124.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita
sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka
tidak dianiaya walau sedikitpun.
125. Dan
siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
126.
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah
(pengetahuan) Allah Maha meliputi segala sesuatu.
127. Dan
mereka minta fatwa kepadamu tentang Para wanita. Katakanlah: "Allah
memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al
Quran[354] (juga memfatwakan) tentang Para wanita yatim yang kamu tidak
memberikan kepada mereka apa[355] yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu
ingin mengawini mereka[356] dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah.
dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. dan
kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha
mengetahuinya.
128. Dan
jika seorang wanita khawatir akan nusyuz[357] atau sikap tidak acuh dari
suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian yang
sebenar-benarnya[358], dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun
manusia itu menurut tabiatnya kikir[359]. dan jika kamu bergaul dengan isterimu
secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap tak acuh), Maka
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
129. Dan
kamu sekali-kali tidak akan dapat Berlaku adil di antara isteri-isteri(mu),
walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain
terkatung-katung. dan jika kamu Mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari
kecurangan), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
130. Jika
keduanya bercerai, Maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya
dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Bijaksana.
131. Dan
kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga)
kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. tetapi jika kamu kafir Maka
(ketahuilah), Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah
kepunyaan Allah[360] dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.
132. Dan
kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. cukuplah Allah
sebagai Pemelihara.
133. Jika
Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu Wahai manusia, dan Dia datangkan
umat yang lain (sebagai penggantimu). dan adalah Allah Maha Kuasa berbuat
demikian.
134.
Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di
sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
melihat.
135. Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan.
136. Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
137.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula),
kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya[362], Maka sekali-kali
Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki
mereka kepada jalan yang lurus.
138.
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang
pedih,
139.
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
140. Dan
sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa
apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang
kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki
pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian),
tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua
orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,
141.
(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada
dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah
mereka berkata: "Bukankah Kami (turut berperang) beserta kamu ?" dan
jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka berkata:
"Bukankah Kami turut memenangkanmu[363], dan membela kamu dari orang-orang
mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat
dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk
memusnahkan orang-orang yang beriman.
142.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka[364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali[366]. [0]
143. Mereka
dalam Keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk
kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu
(orang-orang kafir)[367], Maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan
(untuk memberi petunjuk) baginya.
144. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi
wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu Mengadakan
alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?
145.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling
bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun
bagi mereka.
146.
Kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan[369] dan berpegang
teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena
Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah
akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
147.
Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ? dan Allah
adalah Maha Mensyukuri[370] lagi Maha mengetahui.
148. Allah
tidak menyukai Ucapan buruk[371], (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali
oleh orang yang dianiaya[372]. Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.
149. Jika
kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau memaafkan sesuatu
kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa.
150.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan
bermaksud memperbedakan[373] antara (keimanan kepada) Allah dan
rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian
dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan
Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau
kafir),
151.
Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.
152.
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Para Rasul-Nya dan tidak
membeda-bedakan seorangpun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada
mereka pahalanya. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
153. Ahli
kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari
langit. Maka Sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar
dari itu. mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada Kami dengan
nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka
menyembah anak sapi[374], sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata,
lalu Kami ma'afkan (mereka) dari yang demikian. dan telah Kami berikan kepada
Musa keterangan yang nyata.
154. Dan
telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima)
Perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. dan Kami perintahkan kepada
mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud[375]", dan Kami
perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan
mengenai hari Sabtu[376]", dan Kami telah mengambil dari mereka Perjanjian
yang kokoh.
155. Maka
(kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan)[377], disebabkan mereka
melanggar Perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap
keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang
benar dan mengatakan: "Hati Kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah
telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman
kecuali sebahagian kecil dari mereka.
156. Dan
karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam
dengan kedustaan besar (zina),
157. Dan
karena Ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah[378]", Padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu,
kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa.
158. Tetapi
(yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[379]. dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
159. Tidak
ada seorangpun dari ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum
kematiannya[380]. dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap
mereka.
160. Maka
disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas (memakan makanan)
yang baik-baik (yang dahulunya) Dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
161. Dan
disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang
batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu
siksa yang pedih.
162. Tetapi
orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin,
mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa
yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. orang-orang
Itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.
163.
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah
memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak
cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada
Daud.
164. Dan
(kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung[381].
165.
(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah
diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
166.
(mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui
Al Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan
malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). cukuplah Allah yang mengakuinya.
167.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan
Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.
168.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali
tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan
kepada mereka,
169.
Kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. dan
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
170. Wahai
manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan
(membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik
bagimu. dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah
sedikitpun) karena Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah
kepunyaan Allah[382]. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
171. Wahai
ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah
kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa
putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan)
kalimat-Nya[384] yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh
dari-Nya[385]. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan
janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari
Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa,
Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
172. Al
masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak (pula
enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah)[386]. Barangsiapa yang
enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri, nanti Allah akan
mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
173. Adapun
orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah akan menyempurnakan
pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun
orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, Maka Allah akan menyiksa mereka
dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka,
pelindung dan penolong selain dari pada Allah.
174. Hai
manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran).
175. Adapun
orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya
niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya
(surga) dan limpahan karunia-Nya. dan menunjuki mereka kepada jalan yang Lurus
(untuk sampai) kepada-Nya.
176. Mereka
meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah)[387]. Katakanlah: "Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia
tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang
perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang
laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai
anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli
waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian
seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
=========================================
CATATAN KAKI SURAH AN-NISA'
CATATAN KAKI SURAH AN-NISA'
[263]
Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang
rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu
ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah
yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
[264]
Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya
kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah
artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
[265]
Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian,
tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah.
[266] Islam
memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini
poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh Para Nabi sebelum Nabi
Muhammad s.a.w. ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
[267]
Pemberian itu ialah maskawin yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan
kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.
[268] Orang
yang belum sempurna akalnya ialah anak yatim yang belum balig atau orang dewasa
yang tidak dapat mengatur harta bendanya.
[269]
Yakni: Mengadakan penyelidikan terhadap mereka tentang keagamaan, usaha-usaha
mereka, kelakuan dan lain-lain sampai diketahui bahwa anak itu dapat
dipercayai.
[270]
Kerabat di sini Maksudnya : Kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari harta
benda pusaka.
[271]
Pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
[272]
Bagian laki-laki dua kali bagian perempuan adalah karena kewajiban laki-laki
lebih berat dari perempuan, seperti kewajiban membayar maskawin dan memberi
nafkah. (Lihat surat An Nisaa ayat 34).
[273] Lebih
dari dua Maksudnya : dua atau lebih sesuai dengan yang diamalkan Nabi.
[274]
Memberi mudharat kepada waris itu ialah tindakan-tindakan seperti: a.
Mewasiatkan lebih dari sepertiga harta pusaka. b. Berwasiat dengan maksud
mengurangi harta warisan. Sekalipun kurang dari sepertiga bila ada niat mengurangi
hak waris, juga tidak diperbolehkan.
[275]
Perbuatan keji: menurut jumhur mufassirin yang dimaksud perbuatan keji ialah
perbuatan zina, sedang menurut Pendapat yang lain ialah segala perbuatan mesum
seperti : zina, homo sek dan yang sejenisnya. menurut Pendapat Muslim dan
Mujahid yang dimaksud dengan perbuatan keji ialah musahaqah (homosek antara
wanita dengan wanita).
[276]
Menurut jumhur mufassirin jalan yang lain itu itu ialah dengan turunnya ayat 2
surat An Nuur.
[277]
Maksudnya Ialah: 1. orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa
perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. 2. orang
yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. 3. orang yang
melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena
dorongan hawa nafsu.
[278] Ayat
ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa
dibolehkan. menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal
dunia, Maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi
janda itu. janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang
lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi.
[279]
Maksudnya: berzina atau membangkang perintah.
[280]
Maksudnya Ialah: menceraikan isteri yang tidak disenangi dan kawin dengan
isteri yang baru. Sekalipun ia menceraikan isteri yang lama itu bukan tujuan
untuk kawin, Namun meminta kembali pemberian-pemberian itu tidak dibolehkan.
[281]
Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. dan yang dimaksud
dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke
bawah, demikian juga yang lain-lainnya. sedang yang dimaksud dengan anak-anak
isterimu yang dalam pemeliharaanmu, menurut jumhur ulama Termasuk juga anak
tiri yang tidak dalam pemeliharaannya.
[282]
Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan
bersama-samanya.
[283]
Ialah: selain dari macam-macam wanita yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat
23 dan 24.
[284]
Ialah: menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah
ditetapkan.
[285]
Maksudnya: orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama
keturunan Adam dan hawa dan sama-sama beriman.
[286] Yaitu
dalam syari'at di antaranya boleh menikahi budak bila telah cukup
syarat-syaratnya.
[287]
Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain,
sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan
suatu kesatuan.
[288] Lihat
orang-orang yang Termasuk ahli waris dalam surat An Nisaa' ayat 11 dan 12.
[289]
Maksudnya: tidak Berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
[290]
Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya
dengan baik.
[291]
Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri
seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
[292]
Maksudnya: untuk memberi peljaran kepada isteri yang dikhawatirkan
pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak
bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat
juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan
bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain
dan seterusnya.
[293] Hakam
ialah juru pendamai.
[294] Dekat
dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan
ada pula antara yang Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus
sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan
bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
[296]
Maksudnya kafir terhadap nikmat Allah, ialah karena kikir, menyuruh orang lain
berbuat kikir. Menyembunyikan karunia Allah berarti tidak mensyukuri nikmat
Allah.
[297] Riya
ialah melakukan sesuatu karena ingin dilihat dan dipuji orang.
[298]
Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan
kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan
dilipat gandakan oleh Allah.
[299]
Seorang Nabi menjadi saksi atas perbuatan tiap-tiap umatnya, Apakah perbuatan
itu sesuai dengan perintah dan larangan Allah atau tidak.
[300]
Maksudnya: mereka dikuburkan atau mereka hancur menjadi tanah.
[301]
Menurut sebahagian ahli tafsir dalam ayat ini termuat juga larangan untuk
bersembahyang bagi orang junub yang belum mandi.
[302]
Maksudnya: mengubah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
[303]
Maksudnya mereka mengatakan : Kami mendengar, sedang hati mereka mengatakan:
Kami tidak mau menuruti.
[304]
Maksudnya mereka mengatakan: dengarlah, tetapi hati mereka mengatakan:
Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli).
[305] Raa
'ina berarti: sudilah kiranya kamu memperhatikan kami. di kala Para sahabat
menghadapkan kata ini kepada Rasulullah, orang Yahudipun memakai kata ini
dengan digumam seakan-akan menyebut Raa'ina Padahal yang mereka katakan ialah
Ru'uunah yang berarti kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah.
Itulah sebabnya Tuhan menyuruh supaya sahabat-sahabat menukar Perkataan Raa'ina
dengan Unzhurna yang juga sama artinya dengan Raa'ina.
[306]
Menurut kebanyakan mufassirin, Maksudnya ialah mengubah muka mereka lalu
diputar kebelakang sebagai penghinaan.
[307] Lihat
surat Al Baqarah ayat 65 dan surat Al A'raaf ayat 163.
[308] Yang
dimaksud di sini ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menganggap diri
mereka bersih. Lihat surat Al Baqarah ayat 80 dan ayat 111 dan surat Al
Maa-idah ayat 18.
[309] Jibt
dan Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
[310]
Maksudnya: orang-orang yang tidak dapat memberikan kebaikan kepada manusia atau
masyarakatnya, tidak selayaknya ikut memegang jabatan dalam pemerintahan.
[311]
Yaitu: kenabian, Al Quran, dan kemenangan.
[312] Yang
selalu memusuhi Nabi dan kaum muslimin dan ada yang mengatakan Abu Barzah
seorang tukang tenung di masa Nabi. Termasuk Thaghut juga: 1. orang yang
menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu. 2. berhala-berhala.
[313]
Ialah: berhakim kepada selain Nabi Muhammad s.a.w.
[314]
Ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan
Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam
surat Al Faatihah ayat 7.
[315]
Sangat merasa keberatan ikut pergi berperang.
[316]
Orang-orang mukmin yang mengutamakan kehidupan akhirat atas kehidupan dunia
ini.
[317]
Orang-orang yang Menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum
ada perintah berperang.
[318]
Artinya pahala turut berperang tidak akan dikurangi sedikitpun.
[319]
Kemenangan dalam peperangan atau rezki.
[320]
Pelajaran dan nasehat-nasehat yang diberikan.
[321] Rasul
tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin
agar mereka tidak berbuat kesalahan.
[322]
Ialah: tokoh-tokoh sahabat dan Para cendekiawan di antara mereka.
[323]
Menurut mufassirin yang lain Maksudnya Ialah: kalau suatu berita tentang
keamanan dan ketakutan itu disampaikan kepada Rasul dan ulil Amri, tentulah
Rasul dan ulil amri yang ahli dapat menetapkan kesimpulan (istimbat) dari
berita itu.
[324]
Perintah berperang itu harus dilakukan oleh Nabi Muhammad s.a.w karena yang
dibebani adalah diri beliau sendiri. ayat ini berhubungan dengan keengganan
sebagian besar orang Madinah untuk ikut berperang bersama Nabi ke Badar
Shughra. Maka turunlah ayat ini yang memerintahkan supaya Nabi Muhammad s.a.w.
pergi berperang walaupun sendirian saja.
[325]
Syafa'at yang baik Ialah: Setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak
seorang Muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan.
[326]
Syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.
[327]
Penghormatan dalam Islam Ialah: dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.
[328]
Maksudnya: golongan orang-orang mukmin yang membela orang-orang munafik dan
golongan orang-orang mukmin yang memusuhi mereka.
[329]
Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan
tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, karena mereka itu
ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai
perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.
[330]
Diriwayatkan bahwa beberapa orang Arab datang kepada Rasulullah s.a.w. di
Madinah. lalu mereka masuk Islam, kemudian mereka ditimpa demam Madinah, karena
itu mereka kembali kafir lalu mereka keluar dari Madinah. kemudian mereka
berjumpa dengan sahabat Nabi, lalu sahabat menanyakan sebab-sebab mereka
meninggalkan Madinah. mereka menerangkan bahwa mereka ditimpa demam Madinah.
sahabat-sahabat berkata: mengapa kamu tidak mengambil teladan yang baik dari Rasulullah?
sahabat-sahabat terbagi kepada dua golongan dalam hal ini. yang sebahagian
berpendapat bahwa mereka telah menjadi munafik, sedang yang sebahagian lagi
berpendapat bahwa mereka masih Islam. lalu turunlah ayat ini yang mencela kaum
muslimin karena menjadi dua golongan itu, dan memerintahkan supaya orang-orang
Arab itu ditawan dan dibunuh, jika mereka tidak berhijrah ke Madinah, karena
mereka disamakan dengan kaum musyrikin yang lain.
[331] Ayat
ini menjadi dasar hukum suaka.
[332] Tidak
memihak dan telah Mengadakan hubungan dengan kaum muslimin.
[333]
Maksudnya: menyerah.
[334]
Seperti: menembak burung terkena seorang mukmin.
[335] Diat
ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu tindak pidana terhadap sesuatu
jiwa atau anggota badan.
[336]
Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si pembunuh dari pembayaran diat.
[337]
Maksudnya: tidak mempunyai hamba; tidak memperoleh hamba sahaya yang beriman
atau tidak mampu membelinya untuk dimerdekakan. menurut sebagian ahli tafsir,
puasa dua bulan berturut-turut itu adalah sebagai ganti dari pembayaran diat
dan memerdekakan hamba sahaya.
[338]
Dimaksud juga dengan orang yang mengucapkan kalimat: laa ilaaha illallah.
[339]
Maksudnya: orang itu belum nyata keislamannya oleh orang ramai kamupun demikian
pula dahulu.
[340]
Maksudnya: yang tidak berperang karena uzur.
[341]
Maksudnya: yang tidak berperang tanpa alasan. sebagian ahli tafsir mengartikan
qaa'idiin di sini sama dengan arti qaa'idiin Maksudnya: yang tidak berperang
karena uzur..
[342] Yang
dimaksud dengan orang yang Menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang
muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi sedangkan mereka sanggup.
mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke
perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
[343]
Menurut Pendapat jumhur arti qashar di sini Ialah: sembahyang yang empat rakaat
dijadikan dua rakaat. Mengqashar di sini ada kalanya dengan mengurangi jumlah
rakaat dari 4 menjadi 2, Yaitu di waktu bepergian dalam Keadaan aman dan ada
kalanya dengan meringankan rukun-rukun dari yang 2 rakaat itu, Yaitu di waktu
dalam perjalanan dalam Keadaan khauf. dan ada kalanya lagi meringankan
rukun-rukun yang 4 rakaat dalam Keadaan khauf di waktu hadhar.
[344]
Menurut jumhur mufassirin bila telah selesai serakaat, Maka diselesaikan satu
rakaat lagi sendiri, dan Nabi duduk menunggu golongan yang kedua.
[345] Yaitu
rakaat yang pertama, sedang rakaat yang kedua mereka selesaikan sendiri pula
dan mereka mengakhiri sembahyang mereka bersama-sama Nabi.
[346] Cara
sembahyang khauf seperti tersebut pada ayat 102 ini dilakukan dalam Keadaan
yang masih mungkin mengerjakannya, bila Keadaan tidak memungkinkan untuk
mengerjakannya, Maka sembahyang itu dikerjakan sedapat-dapatnya, walaupun
dengan mengucapkan tasbih saja.
[347] Ayat
ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang
dilakukan Thu'mah dan ia Menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang
Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang
mencuri barang itu orang Yahudi. hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah
kepada Nabi s.a.w. dan mereka meminta agar Nabi membela Thu'mah dan menghukum
orang-orang Yahudi, Kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah
Thu'mah, Nabi sendiri Hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya
itu terhadap orang Yahudi.
[348] Allah
biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan.
[349] Asal
makna Inaatsan ialah wanita-wanita. patung-patung berhala yang disembah Arab
Jahiliyah itu biasanya diberi nama dengan Nama-nama perempuan sebagai Laata, Al
Uzza dan Manah. dapat juga berarti di sini orang-orang mati, benda-benda yang
tidak berjenis dan benda-benda yang lemah.
[350] Pada
tiap-tiap manusia ada persediaan untuk baik dan ada persediaan untuk jahat,
syaitan akan mempergunakan persediaan untuk jahat untuk mencelakakan manusia.
[351]
Menurut kepercayaan Arab jahiliyah, binatang-binatang yang akan dipersembahkan
kepada patung-patung berhala, haruslah dipotong telinganya lebih dahulu, dan
binatang yang seperti ini tidak boleh dikendarai dan tidak dipergunakan lagi,
serta harus dilepaskan saja.
[352]
Meubah ciptaan Allah dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti
mengebiri binatang. ada yang mengartikannya dengan meubah agama Allah.
[353] Mu di
sini ada yang mengartikan dengan kaum muslimin dan ada pula yang mengartikan
kaum musyrikin. Maksudnya ialah pahala di akhirat bukanlah menuruti angan-angan
dan cita-cita mereka, tetapi sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama.
[354] Lihat
surat An Nisaa' ayat 2 dan 3
[355]
Maksudnya Ialah: pusaka dan maskawin.
[356]
Menurut adat Arab Jahiliyah seorang Wali berkuasa atas wanita yatim yang dalam
asuhannya dan berkuasa akan hartanya. jika wanita yatim itu cantik dikawini dan
diambil hartanya. jika wanita itu buruk rupanya, dihalanginya kawin dengan
laki-laki yang lain supaya Dia tetap dapat menguasai hartanya. kebiasaan di
atas dilarang melakukannya oleh ayat ini.
[357]
Nusyuz: Yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri
seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya. nusyuz dari pihak suami ialah
bersikap keras terhadap isterinya; tidak mau menggaulinya dan tidak mau
memberikan haknya.
[358]
Seperti isteri bersedia beberapa haknya dikurangi Asal suaminya mau baik
kembali.
[359]
Maksudnya: tabi'at manusia itu tidak mau melepaskan sebahagian haknya kepada
orang lain dengan seikhlas hatinya, Kendatipun demikian jika isteri melepaskan
sebahagian hak-haknya, Maka boleh suami menerimanya.
[360]
Maksudnya: kekafiran kamu itu tidak akan mendatangkan kemudharatan sedikitpun
kepada Allah, karena Allah tidak berkehendak kepadamu.
[361]
Maksudnya: orang yang tergugat atau yang terdakwa.
[362]
Maksudnya: di samping kekafirannya, ia merendahkan Islam pula.
[363] Yaitu
dengan jalan membukakan rahasia-rahasia orang mukmin dan menyampaikan hal ihwal
mereka kepada orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang
mukmin mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.
[364]
Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka
dilayani sebagai melayani Para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan
neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
[365] Riya
Ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari
pujian atau popularitas di masyarakat.
[366]
Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, Yaitu bila mereka
berada di hadapan orang.
0 komentar:
Post a Comment