Sayyidi Asy-Syaikh Hasan Al-Masyath |
Ya, gurunya para ulama besar itu tak lain dan tak bukan adalah Sayyidi Asy-Syaikh Hasan Al-Masyath, seorang ulama besar yang lahir di kota suci Makkah Al-Mukarramah pada tanggal 3 Syawwal tahun 1317 Hijriyah. Beliau dikenal sebagai al-Muhadits al-Ushuli dan bergelar Syaikhul Ulama atau gurunya para ulama. Nama lengkap beliau adalah Sayyidi Asy-Syaikh Abu Ahmad Hasan bin Muhammad bin Abbas bin Ali bin Abdul Wahid Al-Masyath Al-Makki Al-Maliki. Beliau merupakan ulama besar yang lahir dari keluarga al-Masyath. Keluarga atau marga Al-Masyath memang selama ini dikenal sebagai keluarga yang telah berhasil melahirkan ulama-ulama besar, misalnya saja:
- Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Al-Masyath, seorang ulama besar terkemuka di masanya yang lahir pada abad 13 hijriyah yang biografi kehidupannya diabadikan dalam sebuah kitab bernama Nihayatu Khazanil Adab
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad bin Abbas Al-Masyath, ayah dari Syaikh Hasan sendiri
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Masyath
- dan lain sebagainya
Sejak kecil Syaikh Hasan telah mendapatkan tarbiyah islamiyah secara ketat oleh ayahnya sendiri, yaitu Syaikh Muhammad. Mulai dari pemahaman islam paling dasar dan pengajaran al-Quran serta ilmu keislaman lainnya, yang tentu saja membuat suasana islami keluarga Syaikh hasan menjadi sangat terasa dan penuh berkah. Mengenai hal ini, beliau pernah berujar kurang lebih sebagai berikut:
"Aku hidup dan dibesarkan dalam pengawasan kedua orang tuaku yang menjadi pemimpin keluarga Al-Masyath hingga aku mencapai usia sembilan tahun. Setelah itu ayahku mengirimkau ke salah satu kuttab di daerah kami untuk belajar ilmu tajwid, berhitung, membaca dan menulis. Setelah itu ayahku memasukkanku di madrasah Saulatiyyah pada sekitar tahun 1329 hijriyah untuk memperdalam ilmu agama, berkhidmad pada para guru dan ulama yang mengajar di dalamnya, sebuah madrasah yang didirikan oleh seorang ulama sholeh yang bertakwa kepada Allah, yaitu Asy-Syikh Rahmatullah bin Khalil Al-Hindi Ad-Dahlawi pada tahun 1292 hijriyah."
Dari penuturan di atas dapat diketahui perjalanan thalabul ilmi Syaikh Hasan Masyath selanjutnya, dimana beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Saulatiyyah, tepatnya pada tahun 1329 hijriyah. Selama di Saulatiyyah, Syaikh Hasan merupakan seorang santri yang sangat tekun dan fokus dalam setiap pelajaran yang dipelajarinya, mulai dari ilmu shorof, ilmu nahwu, ilmu balaghah, ilmu adab, ilmu fiqh, ilmu hadits, ulumul hadits, tafsir dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Salah satu keunggulan beliau selama thalabul ilmi adalah kemampuan beliau dalam menghafal. Banyak sekali kitab matan yang telah beliau pelajari juga beliau hafalkan hingga para guru terbuat takjub dan bangga, yang dengan kemampuan itulah beliau kemudian dipercaya untuk menjadi asisten dan tugaskan sebagai badal atau pengganti guru yang berhalangan hadir.
Merasa belum puas belajar di kota Makkah, beliau pun melanjutkan rihlah thalabul ilminya ke berbagai negara di luar negeri Hijaz, seperti ke Mesir dan Sudan.
Pada sekitar tahun 1364 hijriyah, Syaikh Hasan Al-Masyath pergi ke Sudan memenuhi panggilan Sayyidi Asy-Syaikh Ali Mairginy. Di Sudan beliau tinggal selama kurang lebih lima bulan dan tinggal di Kahtoum. Selama di sana, beliau belajar kepada para ulama besar Sudan dan mengambil Sanad serta Ijazah dari mereka. Beliau juga diberi kepercayaan penuh untuk memberikan kuliah umum dan pengajian umum kepada para masyarakat yang tinggal di sana. Keluasan ilmu dan akhalak terpuji yang beliau miliki menjadikan beliau mudah dikenal dan mendapatkan simpati sangat besar dari masyarakat di sana.
Dari Sudan beliau melanjutkan thalabul ilminya di negeri para nabi, yaitu Mesir. Di sana beliau juga menjadi santri dan belajar kepada para ulama besar. Diantara ulama yang menjadi tempat beliau belajar yaitu:
- Sayyidi Asy-Syaikh Al-Imam Zahid Al-Kautsari, seorang imam dan emimpin ulama dinasti Usmaniyah yang bergelar Imam Asyari pada zaman akhir, karena keluasan ilmu agamanya
- Sayyidi Asy-Syaikh Salamah Al-Quda'i
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-Khadr Husain
- Sayyidi Asy-Syaikh Mustafa Hamamy
- dan lain sebagainya
Dari Mesir, perjalanan beliau kembali dilanjutkan ke Syam atau Siria sekarang, dan ke Lebanon dan kemudian pada tahun 1377 hijriyah beliau kembali lagi ke Mesir. Selama di Syam beliau bertemu dan mengambil sanad kepada Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Aziz Uyun Assud, seorang mufti Hamas, Syiria. Selain itu beliau juga bertemu dengan beberapa ulama besar lainnya semisal Sayyidi Asy-Syaikh Sholeh Al-Farfur, Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Fattah Abu Guddah, dan para ulama besar lainnya. Selanjutnya, selama di Lebanon, Syaikh Hasan bertemu dan mengambil sanad kepada Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-Arabi Al-Azuzi, seorang mufti Agung di Beirut.
Setelah dari Syiria, Syaikh Hasan kembali lagi ke Mesir dan menetap di sana selama kurang lebih 1 bulan. Setelah itu beliau kembali lagi ke kota kelahirannya, Makkah Al-Mukarramah dengan membawa berbagai macam kitab yang sangat penting dan jarang dijumpai di tempat lain.
Guru-Guru Syaikh Hasan Al-Masyath
Dalam perjalanan thalabul ilminya, Syaikh Hasan Al-Masyath berhasil menimba ilmu dari banyak ulama besar di masanya. Beliau juga banyak mengambil riwayat dan mengambil sanad. Sanad ali atau tinggi beliau ambil dari beberapa ulama terkemuka seperti Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, seorang gurunya para guru terkemuka di masanya. Beliau juga mengambil sanad ali kepada Sayyidi Asy-Syaikh Al-Bajuri. Adapun sanad nazil atau sanad rendah beliau telah meriwayatkan dari ratusan ulama dan lima puluh tiga di antaranya disebutkan dalam kitabnya yang berudul Tsabatl Al-Kabir dan Al-Irsyad bi dzikri ba'di ma li minal ijazati wal isnad.
Berikut ini daftar guru yang menjadi tempat menuntut ilmu Syaikh Hasan Al-Masyath:
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdurrahman Ad-Dahhan. Dalam kitabnya yang berjudul Al-Irsyad, Syaikh Hasan menuturkan sebagai berikut, "Aku senantiasa mengikuti dan memperhatikan pengajian guru kami yang tercinta dan penuh luapan berkah, Asy-Syaikh Abdurrahman Ad-Dahhan dalam mengajar Shahih Muslim. Dalam pelajarannya tersebut beliau menjelaskan dengan sangat baik dan mengkisahkan kemuliaan Salafush Shalih. Aku amat bergembira karena senantiasa dipercaya sebagai muqri' atau pembaca kitab Shahih Muslim tersebut, dan kebahagiaan yang kurasakan tersebut tidak dapat ku ungkapkan melalui kata-kata."
- Sayyidi Asy-Syaikh Habibullah As-Sanqiti bin Ma'yabi, seorang ulama besar yang sangat berpengaruh bagi beliau. Beliau bertemu dengan Syaikh Habibullah ini ketika berada di Mesir. Mengenai gurunya satu ini beliau berkata, "...Aku telah membacakan di hadapannya banyak kitab dan beliau memberikan ijazah serta sanad kepadaku. Aku telah membacakan kitab di hadapannya kitab Nazam Thalaat Al-Anwar dan Ndzam Maraqy Assuud yang dikarang oleh Sayyidi Asy-Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Alawy. Beliau mengijazahkannya kepadaku dengan sanad yang bersambung kepada si pengarang kitab tersebut. Aku juga membacakan di hadapannya kitab Nadzam Addalil as-Salik Ila Muwaththa' Imam Malik, Kitab Shahih Bukhari dan berbagai kitab lainnya...". Selain itu, dari gurunya ini beliau juga mendapatkan ijazah semua sanad yang dimilikinya. Diantara kitab yang paling penting adalah kitab Fihris Al-Faharis yang beliau terima secara langsung dari Syaikh Habibullah, yang diterima Syaikh Habibullah dari Sayyidi Asy-Syaikh Al-Hafidz Abdul Hay Al-Kitani, dan kitab tersebut disusun atas permintaan Syaikh Habibullah sendiri.
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Hay Al-Kittani. Dari gurunya ini beliau menerima sanad dan ijazah ketika Syaikh Abdul Hay melaksanakan haji pada tahun 1350 hijriyah, demikian dijelaskan oleh beliau dalam kitabnya yang berjudul Atsbat Al-Kabir pada halaman 171-178.
- Sayyidi Asy-Syaikh Isa Rawwas
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdurrahman Ad-Dahhan
- Sayyidi Asy-Syaikh Umar Hamdan Al-Mahrusi
- Maulana Al-Habib Aydrus bin Salim Al-Bar
- Sayyidi Asy-Syaikh Musytaq Ahmad
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-Khidhr Al-Jakni Al-Mauritani
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-Kattani
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Hasyim Al-Fuuti Al-Fulaani
- Sayyidi Asy-Syaikh Hamdan Al-Wanisi Al-Jaairi Al-Madani
- Sayyidi Asy-Syaikh Jamal Al-Maliki
- Sayyidi Asy-Syaikh As-Sayyid Ali Al-Mirghani
- Sayyidi Asy-Syaih Al-Fatih Qaribullah
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammd Zahid Al-Kawtsari
- Sayyidi Asy-Syaikh Salamah Al-Qudhaie
- Sayyidi Asy-Syaikh Ibrahim Al-Bajuri
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Aziz Uyun
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Fatah Abu Ghuddah
- Sayyidi Asy-Syaikh Salih Farfur
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Abdul Baqi al-Ayubi
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Al-Khidr bin Mayabi Al-Jakani
- Sayyidi Asy-Syaikh Khalifah An-Nabhani
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Hasyim Al-Futi
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Qadir Syalbi
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Ali bin Husein Al-Maliki
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdullah Al-Ghazi
- Sayyidi Asy-Syaikh Umar Ba Junaid
- Sayyidi Asy-Syaih Abdul Sattar Ad-Dehlawi
- dan lain sebagainya
Syaikh Umar Hamdan: salah satu guru Syaikh Hasan |
Murid-Murid
Setelah melakukan perjalanan thalabul ilmi ke berbagai negara, Syaikh Hasan Al-Masyath kemudian mulai mengajar di madrasah Saulathiyyah dan di masjidil haram dengan spesialisasi hadits dalam kitab-kitab shahih, tafsir, fiqh, ushul fiqh, lughah dan berbagai macam disiplin ilmu lainnya. Diantara murid-murid beliau yang menonjol adalah sebagai berikut:
- Maulana Al-Habib Muhammad Alwi Al-Maliki Qaddasallahu Sirrahul Azizi
- Wali Quthub di masanya, Sayyidi Asy-Syaikh Al-Hajj Zaini Abdul Ghani atau Guru Ijai, Martapura, Kalimantan Selatan
- Sayyidi Asy-Syaikh Ismail Zain
- Sayyidi Asy-Syaikh Ibrahim Al-Ahdal
- Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Al-Badali
- Sayyidi Asy-Syaikh Ismail Hariri
- Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Al-Masyath
- Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Al-Halwani
- Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Zaki Yamani
- Sayyidi Asy-Syaikh Ahmad Damanhuri
- Sayyidi Asy-Syaikh Shalih Mahjub
- Sayyidi Asy-Syaikh Zaini Bawean
- Sayyidi Asy-Syaikh Yasin bin Isa Al-Fadani, Ulama asal Nusantara yang memiliki sanad terbanyak di dunia
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdullah Al-Lahji
- Maulana Al-Habib Hasan Tholib Al-Jufri
- Sayyidi Asy-Syaikh Abdul Fattah Rawah
- Sayyidi Asy-Syaikh Zakariya Bil
- Sayyidi Tuan Guru Haji Salleh Musah, Pondok Sik, Kedah, Malaysia
- Sayyidi Tuan Guru Haji Hasyim bin Abi Bakar, Pondok Pasir Tumbuh, Kelantan, Malaysia
- Sayyidi Asy-Syaikh Muhammad Nuruddin Marbu Al-Banjari Al-Makki
- Sayyidi Tuan Guru Haji Abdullah, Pondok Lubuk Tapah
- Sayyidi Tuan Guru Haji Abdulah Sijang
- Sayyidi Asy-Syaikh Syarwani Abdan atau Guru Bangil
- dan lain sebagainya
Berikut ini diantara karya tulis Sayyidi Asy-Syaikh Hasan Al-Masyath, yaitu:
- Is'af Ahlil Islam bi Wazaif Al-Hajj Ila Bait Allah Al-haram
- Nasaih Diniyyah wa Wasaya Hammah
- Isaf Ahlul Iman bi Wazaf Syahri Ramadhan
- Al-bahjah As-Saniyyah Fi Syarh Al-Kharidah
- Inarah Ad-Duja fi Maghazi Khairi al-Wara
- Ta'liqat Syarifah Ala Lubab Al-Ushul fi ushul Al-Fiqh
- Raf'u al-Istar 'an Mahya Mukhadirat Thal'ah al-Anwar fi Ilm Athar An-Nabi Al-Mukhtar
- TAl-Hudu Al-Bahiah fi Al-Qawaid Al-Mantiqiyyah
- At-Taqrirat As-Saniyyah fi Syarh Al-Manzumah Al-Baiquniyyah
- At-Tuhfah As-Saniyyah fi Ahwal Al-Warithah Al-Arbainiyyah
- At-Tarjamah Az-Zatiyyah
- Bughyah al-Musytarsyidin
- Al-Irsyad bi Dzkri Ba'di Mali Min Al-Ijazah wa Al-Isnad
- Al-Jawahir Ath-Thamaniyyah fi Adillah Alim Al-Madaniyyah
- dan lain sebagainya
Sayyidi Asy-Syaikh Hasan Al-Masyath wafat pada hari rabu tanggal tujuh Syawwal tahun 1399 hijriyah, bertepatan dengan 31 Agustus tahun 1979 masehi. Beliau dikebumikan di pemakaman Ma'lah, Makkah Al-Mukarramah.
Maulana Habib Muhammad Al-Maliki: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Pemilik Sanad Terbanyak di Duni, Syaikh Yasin Padang, Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Asy-Syaikh Ismail Az-Zain: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Tuan Guru Sekumpul Martapura Kalsel: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Tuan Guru Haji Saleh Musa, Malaysia: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Tun Guru Haji Abdullah, Pondok Lubuk Tapah: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Syaikh Muhammad Nuruddin Marbu Al-Banjari Al-Makki: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Tuan Guru Haji Hasyim bin Abu Bakar: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Tuan Guru Abdullah Sijang: Murid Syaikh Hasan Al-Masyath |
Assalamu alaykum kang...sepurane kang lagi sempat mampir... kalau menelisik soal ulama-ulama besar ...rasa-rasanya diri ini makin sadar atas segala kekurangan dan keterbatasan serta minimnya tingkat ketawaan saya kang
ReplyDeletewaalaikumussalam....ndak papa mas,, :)
Deletesilsilah2 daripada ulama besar seharusnya perlu di ketahui ya kang....dengan begitu kita akan bisa tahu perkembangan dan sejarah adanya islam
ReplyDeletebenar mas...sangat penting, agar kita tidak kepaten obor
DeleteAkhi kenapa tidak ada nama murid bliu tercantum yang bernama: maulana syekh tuan guru zainuddin abdul madjid..bliu ini termasuk murid kesayangan bliu.dan pendiri NW ( Nahdalatul WathaN) di NTB bahkan sudah tersebar keseluruh indonesia
ReplyDelete