www.majeliswalisongo.com - Kupas Tuntas Hukum Perayaan Maulid Nabi dan Menjawab Syubhat Seputar Maulid - Benarkah Maulid Nabi Bid'ah Dhalalah ? - Maulid Nabi Boleh dilakukan Atau Tidak ? - Melanjutkan apa yang telah saya postingkan pada artikel sebelumnya yang berjudul Keutamaan, Amalan dan Hukum Maulid Nabi Bulan Rabi'ul Awwal, bahwasanya peringatan maulid nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam merupakan salah satu bentuk dan cara mensyukuri nikmat Allah dan mengenang kembali tarikh kehidupan Rasulullah shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Karena memiliki tujuan yang sangat mulia, maka sudah dipastikan bahwasanya maulid nabi dengan serangkaian kegiatan yang bertujuan sesuai dengan hal di atas menjadi satu peringatan yang layak untuk dilestarikan, dilanjutkan dan harus menjadi tradisi muslim yang indah.
- Wajibnya Mensyukuri Nikmat. “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [Al-Baqarah: 152]. Maulid nabi merupakan cara untuk mensyukuri nikmat teragung yaitu nikmat atas kelahiran Rasulullah. Oleh karena itu peringatan maulid nabi adalah sangat boleh untuk dilakukan.
- Pentingnya mengingat sejarah khususnya sejarah para nabi dan Rasul. Allah berfirman dalam al-Quran: Dan semua kisah rasul-rasul, kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat (pelajaran) dan peringatan bagi orang yang beriman. (QS Hûd : 120). Dengan landasan ayat ini, maka mengingat dan menceritakan kisah para nabi dan rasul itu memiliki beberapa manfaat penting, yaitu untuk meneguhkan hati, menjadi nasihat, dan untuk memberikan peringatan bagi orang beriman. Adapun maulid nabi di dalamnya juga dibacakan kitab-kitab yang mengisahkan tarikh kehidupan Rasulullah, karena itu perayaan maulid nabi sangat penting untuk dilakukan dan dilestarikan. dan maulid nabi bukan bid'ah yang sesat serta menyesatkan.
- Pentingnya berdzikir kepada Allah. Allah berfirman dalam al-Quran. “Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [Al-Baqarah: 152]. Allah juga berfirman: “Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” [Az-Zumar: 22]. Maulid nabi merupakan satu acara yang didalamnya banyak sekali amalan dzikir kepada Allah, dan oleh karena itu maulid nabi sangat penting dan sangat boleh untuk dilakukan.
Namun demikian tidak dipungkiri bahwasanya di sisi lain ada sebagian kalangan yang menganggap bahwasanya peringatan maulid nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam itu merupakan perkara bid'ah yang munkar dalam arti sesuatu yang tidak ada dizaman rasulullah dan apabila dilakukan maka berdosa. Lalu benarkah anggapan mereka yang seperti itu ? Tentu saja jawabnya TIDAK BENAR. Mengapa tidak benar ? sebab dalil ataupun kaidah seperti itu tidak dikenal dalam ushul fiqh, dan tidak dapat digunakan sebagai kaidah untuk mengeluarkan suatu hukum. Sebab apabila segala sesuatu yang tidak dilakukan Rasulullah itu bid'ah yang sesat, maka sudah dipastikan islam tidak akan mampu untuk berkembang, berkreasi, dan berinovasi. Nah, karena itu dalam menyikapi hal ini diperlukan cara pandang atau sudut pandang yang bijaksana dan logis dalam arti dapat diterima akal. Dengan kata lain, konsep bid'ah harus bisa dipahami dengan benar terlebih dahulu. Terkait dengan hal penjabaran bid'ah ini silakan baca artikel saya terdahulu tentang Pembagian Bid'ah dalam Islam.
Untuk itu saya harus meluruskan beberapa anggapan dari sebagian sahabat muslim yang anti terhadap maulid nabi ini dengan memberikan ulasan terkait alasan dan dalil yang mereka gunakan sehingga menganggap bahwa maulid nabi itu bid'ah sesat dan berdosa apabila dilakukan.
- Alasan pertama bahwasanya maulid nabi tidak boleh dilakukan karena Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak pernah melakukannya. Demikian juga para sahabat beserta tabi'in. Apabila sekiranya maulid nabi itu baik dilakukan, maka tentu saja mereka lebih dahulu mengerjakannya dibanding kita.
- Jawaban kami : Cara mengambil hukum dengan menggunakan kaidah seperti itu tidak dikenal dalam ilmu ushul fiqih. Sebab tidak semua yang tidak dilakukan nabi itu pasti haram atau bid'ah yang sesat. Sebagai contoh penyusunan al-Quran dalam bentu mushaf. Yang pada awalnya ditentang oleh Abu Bakar yang beralasan bahwa hal itu tidak pernah diajarkan atau dilakukan oleh Rasulullah. Namun kemudian Umar menjawab, "Demi Allah ini (mengumpulkan al-Quran menjadi satu) merupakan pekerjaan yang baik." Istinbat hukum dari riwayat ini adalah bahwa setiap kebaikan itu dianjurkan, walaupun kanjeng rasul Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri tidak melakukan. Dengan kata lain, selama di dalamnya itu mengandung unsur kebaikan yang sejalan dengan ruh syariat islam dan tidak ada sesuatupun yang melenceng dari ajaran dasar islam, maka "sesuatu" itu menjadi baik dan boleh dilakukan. Bahkan apabila memberikan kemaslahatan yang banyak bagi umat islam maka bisa menjadi wajib untuk dilakukan. Dan terkait dengan peringatan maulid nabi, maka di dalamnya terdapat berbagi macam kebaikan, yaitu dzikir kepada Allah, shalawat, pembacaan tarikh Rasulullah, majelis ilmu dan sebagai cara mengungkapkan rasa syukur kepada Allah. Semua ini merupakan kebaikan yang dirangkum dan dikemas dalam wadah peringatan maulid nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Karenanya Maulid Nabi Sangat baik untuk diperingati dan dilestarikan.
- Sebagian sahabat muslim yang anti maulid beralasan bahwasanya perayaan maulid nabi tidak boleh dilakukan karena bisa mengurangi kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, karena hanya mengingatnya pada satu haru tertentu saja dan tidak di hari-hari yang lainnya.
- Jawaban Kami : Tidak ada saudara muslim pun yang mengkhususkan diri memuji dan mensyukuri nikmat kelahiran nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di bulan maulid atau di bulan Rabi'ul Awwal saja. Bahkan bagi yang suka dengan tradisi peringatan maulid nabi, mereka senantiasa memperingati hal tersebut di setiap hari. Sebaga contoh puji-pujian kepada nabi setiap akan melakukan shalat fardhu berjamaah. Maka itu bagikan dari peringatan maulid nabi yang di dalamnya berusaha untuk mengingat kehidupan beliau dan mensyukuri nikmat agung tersebut. Bahkan apabila ada yang hanya mengkhususkan diri pada bulan maulid, maka itu sah-sah saja, sebab mereka sudah bersedia untuk ikut bergembira dan bersyukur terhadap kelahiran Rasulullah. Lebih baik setahun sekali tapi dilakukan, daripada tidak sama sekali bahkan menganggapnya sebagai bid'ah yang sesat dan masuk neraka bagi yang mengamalkannya. Adapun Rasulullah sendiri, beliau juga senantiasa memperingati hari lahirnya, yaitu dengan mengkhususkan diri berpuasa sunnah di hari senin. Puasa sunnah hari senin itu sejatinya merupakan salah satu cara sunnah untuk memperingati maulid nabi itu sendiri.
- Alasan selanjutnya dari sahabat kita yang anti maulid yaitu dengan mengatakan bahwa sekiranya maulid ini baik tnetu sudah dilakukan oleh Rasulullah. Apakah kalian mencintai Rasulullah shallallahu 'Alaihi wa Sallam melebihi sahabatnya ? Padahal tidak ada satupun sahabat melakukan maulid.
- Jawaban Kami: Tidak ada seorangpun yang bisa mencintai Rasulullah melebihi cinta para sahabat kepada beliau. Walaupun cinta kita seakan-akan setinggi langit, namun derajat kemuliaan kita tidak akan pernah bisa menyamai satu orang pun dari sahabat Rasul di sisi Allah ta'ala. Dan apabila dikatakan bahwasanya memperingati maulid itu sama dengan mencintai Rasul melebihi sahabat maka apakah hal itu dilarang ? Ayat atau hadits mana yang melarang bahwa mencintai Rasul dengan cinta yang sesungguhnya dan sebaik-baiknya itu dilarang ? tidak ada ayat al-Quran ataupun hadits yang melarang untuk mencintai beliau dengan cinta yang sebaik-baiknya. Selain itu, cara mencintai Rasulullah dapat pula dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai hal. Ada sahabat Rasul yang mengungkapkan rasa cintanya berpura-pura ingin mencambuk beliau namun kemudian ia lemparkan cambuk tersebut kemudian memeluk perut beliau, karena ingin bersama-sama di akhirat kelak. Ada pula kisah Imam Malik, seorang ulama besar di masanya dan pendiri Madzhab Maliki, yang tidak akan pernah mau menunggang kuda atau hewan tunggangan lainnya apabila berada di kota Madinah. Imam Syafi'i berkata, "Saya melihat di depan pintu rumah Imam Malik sekumpulan kuda Khurasan dan Bighal Mesir. Saya kemudian berkata, "Alangkah bagusnya hewan-hewan ini." Imam Malikmenjawab, "Ini hadiah untukmu." Saya (imam Syafi'i menjawab), "Tidak...ini untukmu saja, bisa dipakai sebgai tunggangan sehari-hari." Imam Malik menjawab, "Saya malu kepada Allah berjalan di tanah nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ini (kota Madinah) dengan telapak kuda.
- Kisah ini menunjukkan bagaimana cinta dan ta'dzimnya Imam Malik kepada Rasulullah. Beliau mengungkapkan rasa cinta dan ta'dzimnya dengan tidak menunggang hewan tunggangan ketika berada di kota Madinah. Padahal cara mencintai dan cara ta'dzim beliau itu tidak dikenal dan tidak dilakukan oleh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu, Siapakah yang berani mencela dan membid'ahkan Imam Malik ? Yang berani angkat tangannya.
- Alasan selanjutnya dari para sahabat muslim yang anti maulid yaitu dengan mengatakan bahwa bagaimana mungkin kami memperingati hari kelahiran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tanggal 12 Rabi'ul Awwal sementara pada hari yang sama juga beliau diwafatkan ?
- Jawaban Kami: Kesamaan hari lahir dan hari wafat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak mengurangi keutamaan hari lahir itu sendiri. Hal ini persis dengan kemuliaan hari jumat itu sendiri tidak akan pernah berkurang kemuliaannya walaupun di hari itu merupakan hari dilahirkannya Nabi Adam dan diwafatkannya beliau. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya di antara hari yang paling utama adalah hari jumat. Pada hari itu Nabi Adam diciptakan dan pada hari itu juga beliau diwafatkan."
Demikianlah ulasan dan jawaban kami terhadap dalil dan alasan dari para sahabat muslim yang anti terhadap perayaan maulid nabi. Sebelum menutup artikel ini, saya akan menyajikan beberapa pendapat dari ulama kontemporer terkait amalan peringatan maulid nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ini.
- Dr. Wahbah Az-Zuhaili (Mufti Ulama). "Tidak bisa dikatakan Ahli Bid'ah mereka yang merayakan Maulid Nabi dengan bacaan al-Quran dan pujian pada nabi serta mempelajari akhlak mulia dan sirah nabi Muhammad."
- Syaikh Nuh Al-Qadha (Mufti Ulama Yordan). "Tidak diragukan lgi bahwa kelahiran Rasulullah adalah paling agungnya karunia Allah untuk kita semua dan kenikmatan yang paling berharga pada uma ini maka kita berhak menyambut kebahagiaan itu."
- Prof. Dr. Sayyid Muhammad Al-Maliki. "....Kita tetap membolehkan peringatan Maulid nabi ini dengan berkumpul dan mendengarkan sejarah (sirah) nabi memuji baginda, memberi makan, serta memasukkan kebahagiaan itu pada umat ini."
- Syaikh Abdullah. "....Kesimpulan dari masalah peringatan maulid nabi ini adalah, apabila siapapun yang merayakan maulid dengan membaca sejarahnya dan mengenang jalan kehidupannya yang harum, dan perayaan tersebut tanpa melakukan sesuatu yang tidak dianjurkan juga tidak melakukannya dengan niat sunnah tau wajib, sebagai bukti cinta nabi maka pelakunya pasti mendapat ganjaran pahala."
- Syaikh Mutawalli Asy-Sya'rawi (Pakar tafsir al-Quran masa kini). "Kita semua berhak menunjukkan rasa empati dan bahagia di hati kita dengan peringatan tahunan ini dan sekarang adalah kesempatan untuk kita semua memuliakan maulid nabi."
- Al-Habib Umar bin Hafidz (Muhadits besar abad ini). "Pada dasarnya majelis maulid nabi itu sama seperti majelis-majelis lain, sekiranya tidak didapati di dalamnya kecuali perbuatan yang baik seperti: pembacaan al-Quran, memperingati ar-Rahman, membaca shalawat pada nabi, memberikan makanan sebagai bentuk penghormatan karena Allah, memuji RasulNya dan mengajak pada al-Haq serta membri peringatan dan pembelajaran dan lain-lain yang dianjurkan oleh syariat maka hal tersebut secara syar'i sesuatu yang diharuskan dan dicintai Allah."
- Syaikh Ramadhan al-Bouthi (Ulama besar abad ini). "Acara peringatan maulid nabi bisa menjadi jembatan semangat kebersamaan dan mencari kebaikan acara itu tak beda seperti muktamar agama yang perlu diperhatikan acara seperti ini harus terhindar dari kemunkaran."
- Syaikh Muhammad Asy-Syarief (ulama besar). "....Peringatan maulid manusia yang agung ini adalah acara yang sangat dicintai dan hukumnya adalah bi'ah hasanah, begitulah pandangan jumhur mayoritas ulama."
Kesimpulan
- Peringatan maulid nabi merupakan sesuatu yang baik dan bukanlah bid'ah dhalalah yang sesat dan menyesatkan.
- Peringatan maulid nabi memiliki manfaat besar dalam rangka mengenang tarikh kehidupan Rasul, mengungkapkan rasa cinta, syukur, dan cara untuk berdzikir kepada Allah dan shalawat kepada Rasulullah.
- Majelis peringatan maulid nabi sama saja seperti majelis ilmu lainnya, yang diaunjurkan oleh syariat dan perlu untuk dilestarikan.
- Majelis maulid nabi merupakan salah satu jembatan untuk membangun persatuan, kesatuan, yang terbalut dalam satu ukhuwah bernama ukhuwah islamiyah, yang dengannya dapat membangun kekompakan di antara sesama muslim.
Saran dan Masukan Konstruktif
- Bagi yang menganggap maulid nabi tidak boleh dilakukan, maka seyogyanya bisa menjunjung tinggi sikap toleransi dan memberikan ruang bagi sesama muslim yang memang memperingatinya.
- Contoh pernyataan yang penuh toleransi: "Saya berpendapat bahwa maulid nabi itu tidak boleh dilakukan. Namun saya menghormati saudara muslim lainnya yang merayakannya.
- Contoh pernyataan yang intoleransi: "Saya berpendapat bahwa peringatan maulid nabi itu tidak boleh dilakukan. Apabila dilakukan, maka pelakunya termasuk sesat, sebab ia melakukan bi'ah yang sesat, serta ia merupakan orang yang menyesatkan, dan dia kelak akan masuk neraka karena telah melakukan amalan itu.
- Bagi yang pro dengan peringatan maulid nabi diharap untuk senantiasa melestarikan peringatan tersebut dengan senantiasa mengingat daripada hakikat diselenggarakannya peringatn tersebut dan jangan sampai keluar pada apa yang telah diharapkan darinya.
- Bagi yang pro dan kontra peringatan maulid nabi agar senantiasa menjalin ukhuwah dan menjaga persatuan serta kesatuan. Jangan mau diadu domba hanya karena perbedaan pemahaman semata. Jangan mau kita menjadi umat yang menangis karena bertikai terus menerus sedangkan umat di luar sana bertepuk tangan bersiul riuh mengejek dan menertawakan kita.
- Jadilah muslim yang bisa bersikap dewasa dan bijaksana.
Islam itu luas kang sehingga jika ada pendapat berbeda-beda dari para ulama maka kita diperkenankan mengikuti salah satunya. saya sendiri tidak merayakan maulid :)
ReplyDeletenah benar sekali mbak nida...islam itu sangat luas pemahaman dan luas toleransinya...tinggal bagaimana umat islam ini mau berlapang dada dan menjalin ukhuwah dalam berbagai bentuk perbedaan yang ada... Saya merayakan maulid dan semoga tetap indah dalam perbedaan ^_^
Delete