Pengertian Taubat dalam Perspektif Islam - Kata taubat berasal dari bahasa arab at-Taubah (التوبة) yang berasal dari kata kerja (تاب - يتوب) yang berarti ruju' atau kembali. Sedangkan menurut istilah para ulama, pengertian taubat ada beberapa, diantaranya yaitu:
Taubat |
- Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah kepada jalan yang lebih dekat kepada Allah
- Membersihkan hati dari segala dosa
- Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang pernah dilakukan karena mengagungkan nama Allah dan menjauhkan diri dari kemurkaanNya.
Hukum bertaubat adalah wajib bagi setiap muslim atau muslimat yang sudah mukalaf atau sudah baligh dan berakal. Allah Subhanahu wa Ta'aalaa berfirman dalam al-Quran sebagai berikut:
يا ايها الذين امنوا توبوا الي الله توبة نصوحا عسي ربكم ان يكفر عنكم سيئا تكم و يدخلكم جنت .... التحريم: 8
Artinya: "Wahai orang-orang yahng beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat semurni-murninya), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga...." (Q.S. At-Tahriim, 66: 8).
Taubat dikatakan sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang ditentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa, maka syarat taubat ada empat macam, yaitu:
- Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat.
- Meninggalkan perbuatan maksiat tersebut
- Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh hati untuk tidak akan mengulangi perbuatan maksiat itu lagi
- Mengikutinya dengan perbuatan baik. karena perbuatan baik akan menghapus keburukan yang telah kita lakukan.
Namun, apabila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat taubatnya selain yang empat macam tersebut ditambah dnegan dua syarat, yaitu:
- Meminta maaf terhadap orang yang telah dizalimi (dianiaya) atau dirugikan
- Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya yang diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaannya.
Perlu kita ketahui dan sadari, bahwa orang yang membaca istighfar akan tetapi senantiasa masih melakukan dosa, ia akan dianggap telah mengolok-olok Tuhannya. Demikian juga seseorang yang berbuat dosa, dan baru bertaubat ketika sakaratul maut, maka taubatnya tidak akan diterima oleh Allah. Rasulullah shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
المستغفر من الذنب و هو مقيم عليه كا لمستهزئ بربه
"Orang yang memohon ampun kepada Allah, tetapi ia terus-menerus berbuat dosa, maka ia dianggap memperolok-olok Tuhannya." (HR. Al-Baihaqi).
Dalam sebuah hadist dari Ibnu Umar radhiyallaahu 'anu Rasulullah shallallaahu 'Alaihi wa Salla bersabda:
ان الله عز و جل يقبل توبة العبد مالم يغرغر
Artinya: "Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung akan menerima taubat seorang hamba, selama ia belum mengalami sakaratul maut (nyawa sudah ada di tenggorokan)." (HR. At-Tirmidzi).
Menurut Hujjatul Islam Imam Ghazali, tingkatan orang yang bertaubat ada empat tingkat, yaitu:
Pertama, orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat. Semua perbuatan dosa seperti yang pernah dilakukan tidak dikerjakan lagi selama hidupnya, kecuali kesalahan-kesalahan kecil yang tidak disengaja dilakukannya. Perbuatan yang demikian itu masih pada taraf kewajaran sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Taubat tingkat pertama disebut taubat nasuha. Orang-orang seperti ini memiliki jiwa yang tenang yang disebut nafsul muthmainnah.
Kedua, orang yang bertaubat semua dosa besar tidak pernah diulanginya namun terkadang masih melakukan juga perbuatan dosa. Untuk menghindari dosa dia selalu mawas diri dan berjaga-jaga agar tidak berbuat dosa lagi. Jiwa yang selalu memperingatkan dirinya dinamakan nafsu lawwamah. Sehubungan dengan taubat tingkat kedua ini, Allah berfirman dalam al-Quran sebagai berikut:
Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha luas ampunanNya, dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (Q.S. An-Najm: 32).
Ketiga, orang yang bertaubat disertai niat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa yang pernah dilakukannya. Namun dia sering tidak berdaya melawan hawa nafsu untuk berbuat dosa. Setiap kali ia berbuat dosa, seketika itu juga ia segera bertaubat, jiwa seperti ini disebut nafsu musawalah. Allah berfirman dalam al-Quran:
Artinya: "Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan peerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. At-Taubah: 102).
Keempat, orang yang bertaubat, setelah itu melakukan perbuatan dosa dan tidak ada penyesalan dalam dirinya atas dosa/perbuatan maksiat. Jiwa semacam ini sudah dikuasai oleh nafsu yang jahat dan disebut nafsu amarah.
ternyata taubat juga memiliki beberapa syarat agar taubatnya menjadi sah ya mas.
ReplyDeletebetul itu mas yanto.... :)
DeleteTernyata dengan minta maaf itu juga bagian dari taubat yah mas. Artikelnya bagus mas.
ReplyDeletebenar mas brndo :)
Delete