Waktu akan senantiasa bergerak selama ia belum dihentikan oleh Tuhan Yang Maha Kusa. Dalam pergerakannya itu, ia senantiasa berada dalam perubahan baik dilihat dari perubahan cuaca, iklim, maupun situasi yang berada di dalamnya. Bagi hamba Allah yang beriman, perjalanan waktu ini akan menjadi bahan renungan bagi dirinya, sehingga ia akan menggali dan mengambil setiap pelajaran berharga di dalamnya. Terlebih ketika waktu yang senantiasa bergerak itu dihubungkan dengan ibadah shalat yang dalam pelaksanaannya terbagi-bagi menurut waktu yang telah ditentukan, maka sudah pasti dalam “hubungan erat”nya itu tersimpan hikmah besar yang selayaknya digali dan dipahami bersama. Karena itu, pada sub bab kali ini alangkah baiknya apabila kita mencoba menggali hikmah disyariatkannya shalat pada waktu-waktu tertentu, dan manfaatnya bagi hidup manusia.
1. Shalat Maghrib
Bagi sebagian orang, waktu maghrib adalah waktu yang indah dan menyenangkan, karena waktu itu matahari terbenam memberikan pemandangan yang menakjubkan. Bagi mereka yang tinggal di tepi pantai, pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati keindahan itu, bersama keluarga atau teman-temannya. Pada waktu maghrib pula, semua makhluk hidup bersiap-siap menuju tempat peristirahatannya. Begitu pula manusia, mereka bergegas untuk pulang ke rumah, setelah seharian bekerja. Waktu maghrib merupakan awal pergantian waktu, dan saat tepat untuk menghilangkan rasa letih.
Pada waktu ini Allah mewajibkan kepada hambaNya yang beriman untuk segera melaksanakan ibadah shalat Maghrib yang hanya memiliki waktu sebentar. Ibadah ini adalah sarana untuk menyucikan diri, dan membersihkan jiwa dari berbagai masalah yang membuat dada terasa sesak. Serta waktu tepat untuk memohon ampun atas segala kesalahan yang telah dilakukan pada seharian itu. Shalat Maghrib juga menjadi gerbang kebaikan, karena ia berada pada awal pergantian hari sehingga ia mengajarkan kepada setiap hamba beriman agar senantiasa memulai hari dengan kebaikan. Sehingga, dengan melaksanakannya berarti seorang hamba akan semakin nyaman dan tentram hidupnya, karena ia telah masuk ke dalam kebaikan-kebaikan yang diridhai Tuhan.
Waktu Maghrib juga bisa dikatakan sebagai masa awal masuknya manusia ke alam kubur di saat kematiannya, selain itu juga bisa dikatakan sebagai masa yang penuh kesedihan, karena pada masa ini seorang manusia mengalami perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Dilain pihak, waktu maghrib bisa diisyaratkan sebagai peralihan alam keduniaan menuju alam-alam lain dengan fana'nya dunia ini dan hilangnya wujud dunia. Dilain sisi juga bisa dikatakan bahwa masa yang ada ini merupakan fenomena padamnya atau berakhirnya masa-masa ujian. Sehingga zaman atau masa ini merupakan waktu untuk bangun dan merasakan hasil atas aktifitas yang dilaluinya.
2. Shalat Isya`
Waktu maghrib telah habis, kemudian tergantikan oleh waktu Isya`, yaitu tepatnya saat Syafaq merah di kaki langit telah menghilang, dan matahari pun telah bersembunyi. Waktu ini juga merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, yang mampu mengganti siang yang terang benderang menjadi malam yang gelap gulita. Bagi hamba yang beriman, waktu seperti ini mengajarkan kepadanya bahwa kegelapan merupakan lambang dari kematian, dan kegelapan adalah sesuatu yang menakutkan. Karena itu, ia harus segera kembali kepada Allah, Sang Pemilik Cahaya Kebenaran, agar dalam kegelapan malam ia senantiasa merasa tenang dan tentram. Karena itu, shalat Isya` merupakan lambang kembalinya sang hamba kepada Tuhannya, dan saat yang sangat tepat untuk memperkuat hubungan vertikal denganNya.
3. Shalat Subuh
Waktu subuh melambangkan terbukanya kembali keindahan setelah semalam terhalang oleh kegelapan. Udara pagi yang begitu segar dan terasa nikmat, menandakan akan kasih sayang Tuhan yang demikian besarnya kepada seluruh makhluk-Nya. Karena itu, sudah selayaknya bagi hamba yang beriman untuk mengagungkan Allah dengan pengagungan yang layak, dan mengucapkan puji syukur kepada-Nya. Shalat subuh yang didirikan pada waktu antara terbit fajar sadiq dan terbit matahari, benar-benar telah mengajarkan arti penting pengungkapan rasa syukur ini.
Pada saat-saat seperti ini, setiap hamba juga diajarkan pentingnya untuk membuka kehidupan dengan mengingat Allah, dan melibatkan Allah dalam setiap perjalanan hidup mereka di hari itu. Ini penting, agar mereka senantiasa berada dalam balutan kasih sayang dan keridhaanNya. Selain itu agar hati mereka senantiasa merasa tentram dan aman. Dengan rasa aman dan lega itu, daya piker akan dapat digunakan dengan maksimal untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik. Dan hanya manusia-manusi sombonglah yang tidak menggunakan kesempatan besar ini untuk memperkuat kembali tali hubungan dengan Allah setelah semalam suntuk mereka terlelap dalam nikmatnya istirahat panjang.
4. Shalat Dzuhur
Waktu dzuhur dimulai dari tergelincirnya matahari sampai kepada waktu bayangan suatu benda atau tongkat sama panjang dengan tongkat itu. Ini berarti waktu shalat dzuhur berada di saat orang-orang sibuk dengan aktivitasnya yang padat dan melelahkan. Di saat seperti itu, mereka benar-benar membutuhkan kenyamanan batin. Maka, dengan diwajibkannya shalat dzuhur akan membantu mereka mengurangi beban hidup yang demikian berat. Ketika mereka mengambil air wudhu, terasa begitu segar, membuat jiwa-jiwa yang semula lelah menjadi bangkit bersemangat, dan membuat hati-hati yang semula tak nyaman menjadi tenang dan tentram, karena shalat berarti mengingat Allah, dan siapa pun yang mengingat Allah maka hatinya akan tenang. Demikianlah, shalat dzuhur telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi mereka yang bersedia mengimaninya dan mendirikannya dengan sepenuh hati.
5. Shalat `Ashar
Waktu ashar mulai apabila bayangan suatu benda lebih panjang dari benda tersebut, dan berakhir ketika matahari mulai terbenam. Dengan demikian, waktu ashar adalah waktu di mana puncak aktivitas manusia di siang hari. Dalam keadaan jasmani yang mulai kehilangan sebagian lebih tenaga, hamba-hamba Allah digiring untuk segera menunaikan ibadah shalat ashar guna mengharap ampunan Allah, sedikit melepas lelah, membasuh wajah yang kusam dengan air wudhu, sehingga terlihat bercahaya kembali. Shalat ashar merupakan sarana untuk kembali kepada Allah dan memohon kemudahan untuk menghadapi masalah hidup. Dengan kembali kepada Allah, maka hati akan terasa tenang, karena ada yang dapat dijadikan sandaran.
C. Tahajud Sebagai Salah Satu ‘Tombo Ati’
Sebenarnya maksud dari “sholat wengi lakonono” dalam tembang tombo ati gubahan Sunan Bonang adalah shalat tahajud. Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada sepertiga malam, yang memiliki keutamaan-keutamaan begitu besar. Mengenai hukum shalat tahajud itu sendiri adalah sunnah muakkad. Diceritakan bahwa pada suatu hari Saad bin Hisyam bin Amir berkata kepada Aisyah:”Beritahu aku tentang ibadah malam Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam.” Aisyah menjawab:”Apakah engkau belum membaca surat al-Muzammil 1-4?” Aku menjawab:”Sudah.” Aisyah berkata:”Allah Azza wa Jalla telah memfardhukan (mewajibkan) qiyamul lail dengan pembukaan surat ini. Nabi Shallallaahu `Alaihi wa Sallam mengerjakannya selama satu tahun. Allah `Azza wa Jalla menahan penutup surat ini selama dua belas bulan berada di langit sampai akhirnya Allah `Azza wa Jalla menurunkan keringanan pada akhir surat ini, kemudian qiyamul lail menjadi sunnat, yang sebelumnya difardhukan.”(HR. Muslim).
Dari riwayat di atas dapat diketahui bahwa pada awalnya shalat tahajud (qiyamul lail) hukumnya wajib akan tetapi karena kemurahanNya, kemudian berubah menjadi sunnah muakkad. Walau telah berstatus sebagai shalat sunnah akan tetapi hal itu tidak mengurangi derajat keagungannya. Shalat tahajud tetap memiliki keutamaan-keutamaan yang sangat berharga dan sayang apabila dilewatkan ataupun ditinggalkan begitu saja. Ini tentunya yang harus selalu kita sadari bersama, walau hanya dua rakaat saja, tidak apa-apa, yang penting kita bisa berkesempatan menjalankan tahajud.
Diriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam tidak pernah lupa untuk mengerjakan shalat tahajud. Suatu malam, Aisyah. ditanya oleh seseorang,”Khabarkanlah kepadaku perihal keluarbiasaan yang ada pada diri Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam.” Aisyah Menjawab,”Seluruh pekerjaan yang beliau lakukan luar biasa, tidak ada yang tidak luar biasa. Pernah pada suatu malam belaiu berbaring bersamaku. Kemudian beliau Shallallaahu `Alaihi wa Sallam berkata,”Biarkanlah aku untuk beribadah kepada Allah `Azza wa Jalla.” Kemudian beliau bangun lalu shalat. Baru saja beliau memulai shalatnya, sudah terlihat air mata beliau mengalir dari kedua matanya sehingga membasahi dada. Kemudian ruku` juga dalam keadaan menangis, demikian pula ketika sujud juga dalam keadaan menangis. Ketika bangun dari sujud, beliau masih juga menangis. Kemudian terdengarlah suara Bilal ra. mengumandangakn adzan shalat subuh. Sayapun berkata,”Ya Rasulullah, Shallallaahu `Alaihi wa Sallam mengapai engkau mengangis, bukankah engkau manusia yang maksum, Bahkan Allah telah berjanji mengampuni seluruh dosamu.”Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam pun menjawabnya,”Apakah tidak sepatutnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?”Kemudian beliau melanjutkan,”mengapa saya meninggalkan hal ini, sedangkan Allah `Azza wa Jalla telah berfirman:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(Q.S. Ali Imran:190-191).
Diriwayatkan pula:
“Shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan oleh anak Adam di tengah malam yang akhir lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya, apabila tidak menjadikan mudharat kepada umatku, pasti akan kuwajibkan shalat tahajud itu kepada mereka.” (HR. Ibnu Nashr).
Shalat tahajud merupakan sebuah anugerah besar bagi kita. Sebuah anugerah yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Yang membuat kita menjadi makhluk yang dipuji dan terpuji. Mengenai hal ini Sayyid Quthb mengatakan bahwa mengerjakan shalat, membaca al-Quran, dan tahajjud, yang dilakukan dengan istiqamah akan membawa seseorang mendapatkan tempat terpuji. Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam sendiri telah diperintahkan untuk mengerjakan shalat tahajud dan membaca al-Quran agar beliau mendapatkan tempat yang terpuji, padahal beliau adalah kekasih Allah, maksum, dan terpuji. Ini tentunya merupakan sebuah pembelajaran bagi kita untuk selalu berusaha secara sadar dan ikhlas melakukan shalat tahajjud. Shalat tahajjud merupakan kebutuhan kita bukan kebutuhan Allah `Azza wa Jalla. Sebab disembah ataupun tidak Allah `Azza wa Jalla tetap Allah `Azza wa Jalla, Dzat yang Maha Kuasa dan kekuasaannya tidak akan berkurang hanya karena makhlukNya tidak menyembahNya. Oleh karena itu, betapa hal ini sangat diperlukan bagi yang ingin mendapatkan tempat yang terpuji tersebut. Inilah jalan dan bekal bagi orang yang ingin mendapatkan tempat terpuji.
Misi yang dibawa tembang tombo ati khususnya yang berhubungan dengan shalat malam adalah hendak menegaskan bahwa orang yang mengerjakan shalat tahajud akan mendapatkan ketenangan. Pernah suatu kali Imam Hasan bin Ali ditanya orang, “Mengapa orang yang melaksanakan shalat itu wajahnya berseri dan jiwanya tenteram?”Imam Hasan bin Ali menjelaskan,”Karena mereka berdialog (munajat) pada Tuhannya.”
Dari adanya ketenangan inilah kemudian akan menimbulkan ketahanan tubuh, terhindar dari sakit, dan memanjangkan umur. Menurut seorang peneliti, dengan adanya ketenangan yang timbul karena faktor dukungan lingkungan sekitar dan kejernihan hati, maka shalat tahajjud bisa mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai coping mechanism atau pereda stres yang akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secara natural. Sehingga menurut ahli kedokteran, ada beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi shalat tahajjud, di antaranya kanker dan mengurangi resiko serangan jantung,
Adapun keutamaan-keutamaan lainnya yang akan didapat dari mengerjakan shalat tahajjud, di antaranya:
• “Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam bersabda,”Shalat tahajjud adalah sarana (meraih) keridhaan tuhan kecintaan para malaikat, sunah para nabi, cahaya pengetahuan, pokok keimanan, istirahat untuk tubuh, kebencian para setan, senjata untuk (melawan) musuh, (sarana) terkabulnya doa, (sarana) diterimanya amal, keberkatan bagi rezeki, pemberi syafaat diantara yang melaksanakannya dan diantara malaikat maut, cahaya di kuburan (pelaksananya), ranjang dari bawah sisi (pelaksananya), menjadi jawaban bagi Munkar dan Nakir, teman dan penjenguk di kubur (pelaksananya) hingga hari kiamat, ketika di hari kiamat shalat tahajjud itu akan menjadi pelindung diatas (pelaksananya), mahkota di kepalanya, busana bagi tubuhnya, cahaya yang menyebar didepannya, penghalang diantaranya dan neraka, hujah (dalil) bagi mukmin dihadapan Allah `Azza wa Jalla, pemberat bagi timbangan, izin untuk melewati Shirath al-Mustaqim, dan kunci surga..”.(Al-Hadist).
• Membuat dekat dengan Allah. Diriwayatkan: “Sedekat-dekat Tuhan dari hamba-Nya adalah pada tengah malam yang terakhir, apabila kamu mampu menjadi orang yang suka berdzikir kepada Allah pada saat itu, jadilah.” (HR. Turmudzi, Nasai, dan Hakim).
• Mendapatkan limpahan kebaikan. Diriwayatkan, “Shalat Sunnah dua rakaat yang dikerjakan oleh anak Adam di tengah malam yang akhir lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya, apabila tidak menjadikan madharat kepada umatku, pasti akan kuwajibkan shalat Tahajud itu kepada mereka.” (HR. Ibnu Nashr).
• Dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang.
• Menghindarkan pelakunya dari kesepian di alam kubur. Sebab sesuai dengan hadist di atas, tahajjud akan menjadi penjenguk di alam kubur.
• Menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup.
• Akan terpancar cahaya keimanan dari wajah pelakunya.
Imam Ibnul Qayyim juga pernah berkata,”Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya.” Ada sebagian istri yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab,”Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus.”
• Pelakunya akan dijaga oleh Allah `Azza wa Jalla dari mara bahaya.
• Akan mendapatkan kecintaan dan penghormatan dari teman-temannya.
• Bangkit dari kubur dalam keadan bercahaya.
• dll.
Inilah sebagian dari keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh dari mengerjakan shalat tahajjud. Tentunya sebagai seorang penganut muslim, kita harus menyadarinya dan selalu berusaha untuk mengamalkannya. Semoga sukses selalu. Amiin
1. Shalat Maghrib
Bagi sebagian orang, waktu maghrib adalah waktu yang indah dan menyenangkan, karena waktu itu matahari terbenam memberikan pemandangan yang menakjubkan. Bagi mereka yang tinggal di tepi pantai, pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati keindahan itu, bersama keluarga atau teman-temannya. Pada waktu maghrib pula, semua makhluk hidup bersiap-siap menuju tempat peristirahatannya. Begitu pula manusia, mereka bergegas untuk pulang ke rumah, setelah seharian bekerja. Waktu maghrib merupakan awal pergantian waktu, dan saat tepat untuk menghilangkan rasa letih.
Pada waktu ini Allah mewajibkan kepada hambaNya yang beriman untuk segera melaksanakan ibadah shalat Maghrib yang hanya memiliki waktu sebentar. Ibadah ini adalah sarana untuk menyucikan diri, dan membersihkan jiwa dari berbagai masalah yang membuat dada terasa sesak. Serta waktu tepat untuk memohon ampun atas segala kesalahan yang telah dilakukan pada seharian itu. Shalat Maghrib juga menjadi gerbang kebaikan, karena ia berada pada awal pergantian hari sehingga ia mengajarkan kepada setiap hamba beriman agar senantiasa memulai hari dengan kebaikan. Sehingga, dengan melaksanakannya berarti seorang hamba akan semakin nyaman dan tentram hidupnya, karena ia telah masuk ke dalam kebaikan-kebaikan yang diridhai Tuhan.
Waktu Maghrib juga bisa dikatakan sebagai masa awal masuknya manusia ke alam kubur di saat kematiannya, selain itu juga bisa dikatakan sebagai masa yang penuh kesedihan, karena pada masa ini seorang manusia mengalami perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Dilain pihak, waktu maghrib bisa diisyaratkan sebagai peralihan alam keduniaan menuju alam-alam lain dengan fana'nya dunia ini dan hilangnya wujud dunia. Dilain sisi juga bisa dikatakan bahwa masa yang ada ini merupakan fenomena padamnya atau berakhirnya masa-masa ujian. Sehingga zaman atau masa ini merupakan waktu untuk bangun dan merasakan hasil atas aktifitas yang dilaluinya.
2. Shalat Isya`
Waktu maghrib telah habis, kemudian tergantikan oleh waktu Isya`, yaitu tepatnya saat Syafaq merah di kaki langit telah menghilang, dan matahari pun telah bersembunyi. Waktu ini juga merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, yang mampu mengganti siang yang terang benderang menjadi malam yang gelap gulita. Bagi hamba yang beriman, waktu seperti ini mengajarkan kepadanya bahwa kegelapan merupakan lambang dari kematian, dan kegelapan adalah sesuatu yang menakutkan. Karena itu, ia harus segera kembali kepada Allah, Sang Pemilik Cahaya Kebenaran, agar dalam kegelapan malam ia senantiasa merasa tenang dan tentram. Karena itu, shalat Isya` merupakan lambang kembalinya sang hamba kepada Tuhannya, dan saat yang sangat tepat untuk memperkuat hubungan vertikal denganNya.
3. Shalat Subuh
Waktu subuh melambangkan terbukanya kembali keindahan setelah semalam terhalang oleh kegelapan. Udara pagi yang begitu segar dan terasa nikmat, menandakan akan kasih sayang Tuhan yang demikian besarnya kepada seluruh makhluk-Nya. Karena itu, sudah selayaknya bagi hamba yang beriman untuk mengagungkan Allah dengan pengagungan yang layak, dan mengucapkan puji syukur kepada-Nya. Shalat subuh yang didirikan pada waktu antara terbit fajar sadiq dan terbit matahari, benar-benar telah mengajarkan arti penting pengungkapan rasa syukur ini.
Pada saat-saat seperti ini, setiap hamba juga diajarkan pentingnya untuk membuka kehidupan dengan mengingat Allah, dan melibatkan Allah dalam setiap perjalanan hidup mereka di hari itu. Ini penting, agar mereka senantiasa berada dalam balutan kasih sayang dan keridhaanNya. Selain itu agar hati mereka senantiasa merasa tentram dan aman. Dengan rasa aman dan lega itu, daya piker akan dapat digunakan dengan maksimal untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik. Dan hanya manusia-manusi sombonglah yang tidak menggunakan kesempatan besar ini untuk memperkuat kembali tali hubungan dengan Allah setelah semalam suntuk mereka terlelap dalam nikmatnya istirahat panjang.
4. Shalat Dzuhur
Waktu dzuhur dimulai dari tergelincirnya matahari sampai kepada waktu bayangan suatu benda atau tongkat sama panjang dengan tongkat itu. Ini berarti waktu shalat dzuhur berada di saat orang-orang sibuk dengan aktivitasnya yang padat dan melelahkan. Di saat seperti itu, mereka benar-benar membutuhkan kenyamanan batin. Maka, dengan diwajibkannya shalat dzuhur akan membantu mereka mengurangi beban hidup yang demikian berat. Ketika mereka mengambil air wudhu, terasa begitu segar, membuat jiwa-jiwa yang semula lelah menjadi bangkit bersemangat, dan membuat hati-hati yang semula tak nyaman menjadi tenang dan tentram, karena shalat berarti mengingat Allah, dan siapa pun yang mengingat Allah maka hatinya akan tenang. Demikianlah, shalat dzuhur telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi mereka yang bersedia mengimaninya dan mendirikannya dengan sepenuh hati.
5. Shalat `Ashar
Waktu ashar mulai apabila bayangan suatu benda lebih panjang dari benda tersebut, dan berakhir ketika matahari mulai terbenam. Dengan demikian, waktu ashar adalah waktu di mana puncak aktivitas manusia di siang hari. Dalam keadaan jasmani yang mulai kehilangan sebagian lebih tenaga, hamba-hamba Allah digiring untuk segera menunaikan ibadah shalat ashar guna mengharap ampunan Allah, sedikit melepas lelah, membasuh wajah yang kusam dengan air wudhu, sehingga terlihat bercahaya kembali. Shalat ashar merupakan sarana untuk kembali kepada Allah dan memohon kemudahan untuk menghadapi masalah hidup. Dengan kembali kepada Allah, maka hati akan terasa tenang, karena ada yang dapat dijadikan sandaran.
C. Tahajud Sebagai Salah Satu ‘Tombo Ati’
Sebenarnya maksud dari “sholat wengi lakonono” dalam tembang tombo ati gubahan Sunan Bonang adalah shalat tahajud. Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada sepertiga malam, yang memiliki keutamaan-keutamaan begitu besar. Mengenai hukum shalat tahajud itu sendiri adalah sunnah muakkad. Diceritakan bahwa pada suatu hari Saad bin Hisyam bin Amir berkata kepada Aisyah:”Beritahu aku tentang ibadah malam Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam.” Aisyah menjawab:”Apakah engkau belum membaca surat al-Muzammil 1-4?” Aku menjawab:”Sudah.” Aisyah berkata:”Allah Azza wa Jalla telah memfardhukan (mewajibkan) qiyamul lail dengan pembukaan surat ini. Nabi Shallallaahu `Alaihi wa Sallam mengerjakannya selama satu tahun. Allah `Azza wa Jalla menahan penutup surat ini selama dua belas bulan berada di langit sampai akhirnya Allah `Azza wa Jalla menurunkan keringanan pada akhir surat ini, kemudian qiyamul lail menjadi sunnat, yang sebelumnya difardhukan.”(HR. Muslim).
Dari riwayat di atas dapat diketahui bahwa pada awalnya shalat tahajud (qiyamul lail) hukumnya wajib akan tetapi karena kemurahanNya, kemudian berubah menjadi sunnah muakkad. Walau telah berstatus sebagai shalat sunnah akan tetapi hal itu tidak mengurangi derajat keagungannya. Shalat tahajud tetap memiliki keutamaan-keutamaan yang sangat berharga dan sayang apabila dilewatkan ataupun ditinggalkan begitu saja. Ini tentunya yang harus selalu kita sadari bersama, walau hanya dua rakaat saja, tidak apa-apa, yang penting kita bisa berkesempatan menjalankan tahajud.
Diriwayatkan, bahwa Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam tidak pernah lupa untuk mengerjakan shalat tahajud. Suatu malam, Aisyah. ditanya oleh seseorang,”Khabarkanlah kepadaku perihal keluarbiasaan yang ada pada diri Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam.” Aisyah Menjawab,”Seluruh pekerjaan yang beliau lakukan luar biasa, tidak ada yang tidak luar biasa. Pernah pada suatu malam belaiu berbaring bersamaku. Kemudian beliau Shallallaahu `Alaihi wa Sallam berkata,”Biarkanlah aku untuk beribadah kepada Allah `Azza wa Jalla.” Kemudian beliau bangun lalu shalat. Baru saja beliau memulai shalatnya, sudah terlihat air mata beliau mengalir dari kedua matanya sehingga membasahi dada. Kemudian ruku` juga dalam keadaan menangis, demikian pula ketika sujud juga dalam keadaan menangis. Ketika bangun dari sujud, beliau masih juga menangis. Kemudian terdengarlah suara Bilal ra. mengumandangakn adzan shalat subuh. Sayapun berkata,”Ya Rasulullah, Shallallaahu `Alaihi wa Sallam mengapai engkau mengangis, bukankah engkau manusia yang maksum, Bahkan Allah telah berjanji mengampuni seluruh dosamu.”Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam pun menjawabnya,”Apakah tidak sepatutnya aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?”Kemudian beliau melanjutkan,”mengapa saya meninggalkan hal ini, sedangkan Allah `Azza wa Jalla telah berfirman:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(Q.S. Ali Imran:190-191).
Diriwayatkan pula:
“Shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan oleh anak Adam di tengah malam yang akhir lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya, apabila tidak menjadikan mudharat kepada umatku, pasti akan kuwajibkan shalat tahajud itu kepada mereka.” (HR. Ibnu Nashr).
Shalat tahajud merupakan sebuah anugerah besar bagi kita. Sebuah anugerah yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya. Yang membuat kita menjadi makhluk yang dipuji dan terpuji. Mengenai hal ini Sayyid Quthb mengatakan bahwa mengerjakan shalat, membaca al-Quran, dan tahajjud, yang dilakukan dengan istiqamah akan membawa seseorang mendapatkan tempat terpuji. Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam sendiri telah diperintahkan untuk mengerjakan shalat tahajud dan membaca al-Quran agar beliau mendapatkan tempat yang terpuji, padahal beliau adalah kekasih Allah, maksum, dan terpuji. Ini tentunya merupakan sebuah pembelajaran bagi kita untuk selalu berusaha secara sadar dan ikhlas melakukan shalat tahajjud. Shalat tahajjud merupakan kebutuhan kita bukan kebutuhan Allah `Azza wa Jalla. Sebab disembah ataupun tidak Allah `Azza wa Jalla tetap Allah `Azza wa Jalla, Dzat yang Maha Kuasa dan kekuasaannya tidak akan berkurang hanya karena makhlukNya tidak menyembahNya. Oleh karena itu, betapa hal ini sangat diperlukan bagi yang ingin mendapatkan tempat yang terpuji tersebut. Inilah jalan dan bekal bagi orang yang ingin mendapatkan tempat terpuji.
Misi yang dibawa tembang tombo ati khususnya yang berhubungan dengan shalat malam adalah hendak menegaskan bahwa orang yang mengerjakan shalat tahajud akan mendapatkan ketenangan. Pernah suatu kali Imam Hasan bin Ali ditanya orang, “Mengapa orang yang melaksanakan shalat itu wajahnya berseri dan jiwanya tenteram?”Imam Hasan bin Ali menjelaskan,”Karena mereka berdialog (munajat) pada Tuhannya.”
Dari adanya ketenangan inilah kemudian akan menimbulkan ketahanan tubuh, terhindar dari sakit, dan memanjangkan umur. Menurut seorang peneliti, dengan adanya ketenangan yang timbul karena faktor dukungan lingkungan sekitar dan kejernihan hati, maka shalat tahajjud bisa mengandung aspek meditasi dan relaksasi sehingga dapat digunakan sebagai coping mechanism atau pereda stres yang akan meningkatkan ketahanan tubuh seseorang secara natural. Sehingga menurut ahli kedokteran, ada beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi shalat tahajjud, di antaranya kanker dan mengurangi resiko serangan jantung,
Adapun keutamaan-keutamaan lainnya yang akan didapat dari mengerjakan shalat tahajjud, di antaranya:
• “Rasulullah Shallallaahu `Alaihi wa Sallam bersabda,”Shalat tahajjud adalah sarana (meraih) keridhaan tuhan kecintaan para malaikat, sunah para nabi, cahaya pengetahuan, pokok keimanan, istirahat untuk tubuh, kebencian para setan, senjata untuk (melawan) musuh, (sarana) terkabulnya doa, (sarana) diterimanya amal, keberkatan bagi rezeki, pemberi syafaat diantara yang melaksanakannya dan diantara malaikat maut, cahaya di kuburan (pelaksananya), ranjang dari bawah sisi (pelaksananya), menjadi jawaban bagi Munkar dan Nakir, teman dan penjenguk di kubur (pelaksananya) hingga hari kiamat, ketika di hari kiamat shalat tahajjud itu akan menjadi pelindung diatas (pelaksananya), mahkota di kepalanya, busana bagi tubuhnya, cahaya yang menyebar didepannya, penghalang diantaranya dan neraka, hujah (dalil) bagi mukmin dihadapan Allah `Azza wa Jalla, pemberat bagi timbangan, izin untuk melewati Shirath al-Mustaqim, dan kunci surga..”.(Al-Hadist).
• Membuat dekat dengan Allah. Diriwayatkan: “Sedekat-dekat Tuhan dari hamba-Nya adalah pada tengah malam yang terakhir, apabila kamu mampu menjadi orang yang suka berdzikir kepada Allah pada saat itu, jadilah.” (HR. Turmudzi, Nasai, dan Hakim).
• Mendapatkan limpahan kebaikan. Diriwayatkan, “Shalat Sunnah dua rakaat yang dikerjakan oleh anak Adam di tengah malam yang akhir lebih baik baginya daripada dunia dan seisinya, apabila tidak menjadikan madharat kepada umatku, pasti akan kuwajibkan shalat Tahajud itu kepada mereka.” (HR. Ibnu Nashr).
• Dapat menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang.
• Menghindarkan pelakunya dari kesepian di alam kubur. Sebab sesuai dengan hadist di atas, tahajjud akan menjadi penjenguk di alam kubur.
• Menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup.
• Akan terpancar cahaya keimanan dari wajah pelakunya.
Imam Ibnul Qayyim juga pernah berkata,”Sesungguhnya shalat malam itu dapat memberikan sinar yang tampak di wajah dan membaguskannya.” Ada sebagian istri yang memperbanyak pelaksanaan shalat malam. Ketika ditanyakan kepada mereka mengenai hal tersebut, mereka menjawab,”Shalat malam itu dapat membaguskan wajah dan kami senang jika wajah kami menjadi lebih bagus.”
• Pelakunya akan dijaga oleh Allah `Azza wa Jalla dari mara bahaya.
• Akan mendapatkan kecintaan dan penghormatan dari teman-temannya.
• Bangkit dari kubur dalam keadan bercahaya.
• dll.
Inilah sebagian dari keutamaan-keutamaan yang akan diperoleh dari mengerjakan shalat tahajjud. Tentunya sebagai seorang penganut muslim, kita harus menyadarinya dan selalu berusaha untuk mengamalkannya. Semoga sukses selalu. Amiin
0 komentar:
Post a Comment