Tuesday, December 15, 2015

Filled Under:

Kaifiyah dan Tata Cara Taubat Nasuha

www.majeliswalisongo.com - Kaifiyah dan Tata Cara Taubat Nasuha - Dalam artikel saya sebelumnya telah dijelaskan secara panjang lebar mengenai taubat atau dalam istilah ilmu tasawuf yaitu muatabah. Pada kesempatan kali ini saya akan kembali melanjutkan pembahasan mengenai taubat ini sebagai maqam pertama yang harus dilalui seorang salik yang akan menuju kepada Allah ta'ala.  
Kaifiyah dan Tata Cara Taubat Nasuha
Kaifiyah dan Tata Cara Taubat Nasuha

Taubat sesungguhnya berangkat dan harus dimulai dari segala dosa, baik dari dosa kecil sampai yang besar, dari yang jelas sampai yang samar dan dari yang tidak disengaja sampai satu dosa yang disengaja. 

Syaikh Abi Zakariyah Yahya bin Syarif an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwasanya taubat itu wajib dari setiap dosa yang dilakukan. Maka jika dosa itu berkaitan dengan hubungan seorang manusia dengan Allah, tanpa ada sangkut pautnya sama sekali dengan hubungan antar manusia, maka pertaubatan tersebut mempunyai tiga persyaratan, yaitu:
  • Harus mengentikan maksiatnya
  • Harus menyesali perbuatan yang telah terlanjut dilakukannya
  • Niat bersungguh-sungguh tidak akan pernah mengulangi perbuatan yang sama untuk kedua kalinya
Ketika persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh seseorang yang bertaubat kepada Allah lantaran mempunyai dosa atau kesalahan dengan Allah. Tetapi apabila seseorang dalam pertaubatannya tersebut memiliki dosa dan kesalahan terhadap manusia yang lain, maka tiga persyaratan taubat tersebut masih belum cukup, dan harus ditambah dengan satu persyaratan lagi, yakni menyelesaikan urusannya dengan orang yang bersangkutan dengan meminta maaf dan meminta halalnya satu perbuatan atau mengembalikan sesuatu yang harus dikembalikan.

Persyaratan ini adalah merupakan persyaratan mutlak wajib dilakukan oleh seseorang yang mempunyai dosa dan kesalahan terhadap orang lain. Mengapa demikian ? karena sesungguhya Allah sendiri bahkan tidak mau memaafkan dan tidak mau menghapus dosa seorang hamba yang punya kesalahan terhadap hamba yang lain, sebelum seorang hamba tersebut meminta maaf terhadap hamba yang bersangkutan, sekaligus hamba yang bersangkutan tersebut dengan ikhlas dan rela hati mau memberi maaf. Selagi permintaan maaf ini tidak dilakukan sekaligus pemberian maaf ini tidak ada, maka pertaubatan tersebut belumlah bisa diterima.

Dosa dan kesalahan yang berhubungan dengan sesama manusia seungguhnya lebih sulit menghapusnya bila dibandingkan dengan dosa dan kesalahan yang berhubungan dengan Allah. Ketika kita punya salah dan dosa kepada Allah, dan selagi kita betul-betul menangis dalam penyesalan dan benar-benar berniat tidak akan pernah mengulangi salah dan dosa yang sama untuk kedua kalinya dalam arti kita benar-benar bertaubat, maka niscaya Alah psti mengampuni dosa dan kesalahan kita. Dalam surah Thaha, Allah berfirman sebagai berikut:

وَ اِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَاَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَي

"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap pada jalan yang benar." (Q.S. Thaha: 82).

Bahkan dalam salah satu hadits qudsi, lebih jelas Allah menegaskan sebagai berikut:

يَاابْنَ اَدَمَ اِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَي مَاكَانَ مِنْكَ وَلَا اُبَالِي يَا ابْنَ اَدَمَ لَوْ بَلَغْتَ ذُنُوْبَكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا اُبَالِي يَاابْنَ اَدَمَ لَوْ اَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لَا تُشْرِك بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. رواه الترمذي

"Hai anak Adam, sesungguhnya jika kamu meminta dan mengharapkan ampunanKu, niscaya Aku ampuni dosa yang telah diperbuat. Dan Aku tak peduli. Hai anak adam andaikata dosamu seluas langit dan kamu memohon ampunanKu, niscaya Aku akan mengampuninya, dan Aku tak peduli. Hai anak Adam, jika kamu menghadap kepadaKU dengan membawa dosa sepenuh bumi, lalu kamu menemui Ku sambil tidak menyekutukan Aku dengan apapun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan membaca ampunan sepenuh bumi pula." (HR. Tirmidzi).

Kedua firman Allah tersebut di atas menunjukkan bahwa betapa Maha Pengampunnya Allah. Dia senantiasa membuka tanganNya  di siang hari untuk menerima taubat hambaNya yang berbuat dosa di waktu malam, dan senantiasa membuka tanganNya di waktu malam untuk menerima taubat hambaNya yang berbuat keji di kala siang. Tiada istilah "tiada maaf bagimu" bagi Allah kepada para hambaNya, karena pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja, kapan dan di mana saja. Hanya pintu taubat itu ditutup bagi mereka yang sengaja mengulur-ulur waktu untuk menunda pertaubatan hingga saat sekarat tiba.

Begitu Maha Pengampunannya Allah, hingga tidak ada kesulitan untuk mendapatkan pengampunan dari Nya. Hanya dengan satu syarat yaitu taubat. Tetapin apakah untuk mendapatkan maaf dari seorang manusia sama mudahnya dengan mendapat ampunan dari Allah ? Tidak! Allah hanya memberikan ampunanNya kepada hamba-hamba yang unya dosa kepadaNya, tetapi Allah tidak bisa memberikan ampunan kepada seorang manusia yang lain. Sebab, adalah salah alamat jika seseorang mempunyai kesalahan terhadap sesama manusia tetapi meminta maaf kepada Allah. Sudah pasti bahwa Allah tidak akan memaafkannya sebelum seseorang tersebut sudah mendapatkan maaf dari orang yang didosai.

Dalam ilmu tasawuf sendiri telah dijelaskan beberapa kaifiyah yang lebih khusus dalam masalah perbuatan ini. Kaifiyah yang dimaksud dalam artikel ini dikhususkan pada penjelasan yang ditulis oleh Dr. Syaikh Djalaluddin dalam kitabnya "Seribu satu Wasiat Terakhir" yang juga dikutip oeh Dr. Musthafa Zahri dalam kitabnya "ILmu Tasawuf". Kaifiyat khususnya lebih lanjut sebagai berikut:
  • Melakukan mandi taubat untuk mensucikan 14 pembuat dosa lahir dan dosa batin. 
    • Yang dimaksud dengan pembuat dosa lahir di sini adalah:
      • Mata, karena melihat sesuatu yang tidak baik
      • telinga karena mendengarkan hal-hal yang dilarang
      • hidung karena mencium sesuatu yang dilarang
      • mulut karena makan makanan yang haram, atau membicarakan sesuatu yang dilarang dalam ketentuan agama
      • tanngan karena melakukan perbuatan yang menyimpang
      • kaki karena melangkah pada kemaksiatan
      • kemaluan karena tidak dijaga sesuai dengan ketentuan agama 
    • Yang dimaksud dengan pembuat dosa batin adalah meliputi:
      • Lathifatul Qalbi
      • Lathifatur Ruh
      • Latifathus Sirri
      • Lathifatul Khafi
      • Lathifatul Akhfa
      • Lathifatun Nafsin Nathiqah
      • Lathifatu Kulli Jasad  
Dalam langkah yang pertama ini, untuk dosa lahir dibacakan astaghfirullah sebanyak tujuh kali disertai niat meminta ampun terhadap dosa-dosa yang sering dilakukan oleh mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki dan kemaluan. Begitu pula untuk dosa batin hendaknya dibacakan astaghfirullah sebanyak 7 kali dengan niat meminta ampun ataas dosa-dosa yang dilakukan oleh 7 pembuat dosa batin. 

Kalau memang bisa, langkah ini disarankan dilakukan sebanyak 14 kali bertaubat (yaitu 7 kali untuk dosa lahir dan 7 kali untuk dosa batin) yang dilakukan sesudah shalat fardhu, yang berarti kalau dikalkulasi pertaubatan ini dilakukan sebanyak 70 kali dalam sehari semalam (5 x 14 taubat) dengan mengucapkan astaghfirullah wa atuubu ilaih. Langkah ini merujuk pada amaliyah pertaubatan Rasulullah yang dijelaskan dalam sebuah hadits berikut ini:

وَاللهُ اِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ فِي اليَوْمِ اَكْثَرُ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً. رواه البخاري

Artinya: "Bahwa demi Allah aku meminta ampun kepada Alah dan aku bertaubat kepadNya setiap hari lebih banyak dari tujuh puluh kali." (HR. Bukhari).
  • Melakukan shalat awwabin yang dikerjakan sehabis shalat maghrib sebanyak 6 rakaat.
  • Membaca istighfar memohon ampun atas segala dosa yang sering sekali dilakukan oleh mata, telinga, hidung, mulut, tangan, kaki dan kemaluan, yang masing-masing dibacakan istighfar sebanyak 1.000 kali. Dengan demikian untuk pelaku dosa dzahir dibacakan istighfar sebanyak 7.000 kali. Demikian juga dengan pelaku dosa batin dibacakan masng-masing sebanyak 1.000 kali jadi kalau dijumlah juga sebanyak 7.000 kali. Dengan demikian untuk meminta ampun untuk pelaku dosa dzahir dan dosa batin secara keseluruhan dibacakan istighfar sebanyak 1.400 kali.
Adapun dalam masalah pembacaan istighfar, bisa saja menggunakan bacaan istighfar yang pendek, seperti:

اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمِ

atau bacaan:

اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ وَاَتُوْبُ اِلَيْهِ

Atau yang lebih afdhal adalah dengan menggunakan doa sayyidul istighfar, yaitu:

اللَّهُمَّ اَنْتَ رَبِّي لَا اِلَهَ اِلَّا اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَاَنَا عَبْدُكَ وَاَنَا عَلَي عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ اَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اَنْتَ

Artinya: "Ya Allah, Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan melainkan Engkau. Kau telah ciptakan aku, dan aku kini adalah hambaMu. Tiada yang dapat kami perbuat kecuali atas ketentuan dan janjiMu. Aku berlindung padaMu dari kejahatan yang aku berbuat. Aku mengakui nikmatMu atasku dan aku akui dosa-dosaku, karena itu ampunilah aku karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau."


18 komentar:

  1. Wah.... bermanfaat sekali. Tfs, ustadz. ^^

    ReplyDelete
  2. berarti apabila kesalahan itu terjadi dengan manusia,untuk bisa melakukan taubat nasuha kudu memenuhi 4 persyaratan ya mas

    ReplyDelete
  3. test komentar..
    koq dimoderasi sih mas?

    ReplyDelete
  4. Merasa banyak dosa banget deh :(

    ReplyDelete
  5. harus memenuhi tiga syarat dalam bertobat ya pak ustad. berhenti menyesal dan tidak mengulanginya lagi. terimakasih pak ustad.

    mungkin yang paling banyak kluyuran mata kali ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe...benar. mata salah satu bagian tubuh yg paling banyak dosa...apalagi di zaman skarang...liat tv langsung banyak dosa..mari sama2 bertaubat... T_T

      Delete
  6. Sudah semestinya mukmin yang berdosa untuk taubatan nasuha dan istiqomah

    ReplyDelete
  7. Terimakasih Ilmunya Mas, saya baru tau akan shalat awwabin ini, :)
    Memang sih Allah itu Maha dari segala maha pemaaf, namun untuk perkara dengan manusia terkadang suka gengsi ya mas. :) .

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe...besok saya share insya Allah tentang shalat awwabin ni...semoga bermanfaat mas awan :)

      Delete
  8. subhanallah :) mampir sekalian nambah ilmu kang ini

    ReplyDelete