Sunday, November 8, 2015

Filled Under:

Ngaji Al-Hikam: Bolehkah Merencanakan Sesuatu Untuk Masa Depan ?

www.majeliswalisongo.com - Ngaji Kitab Al-Hikam: Bolehkah Merencanakan Sesuatu Untuk Masa Depan ? - Syaikh Ahmad bin Muhammad Athaillah atau yang dikenal dengan Syaikh Ibnu Athaillah memberikan nasihat berharga buat para salikin dalam menapaki dan mensikapi kehidupan ini, khususnya dalam mensikapi perjalanan hidup di masa depan yang tentu saja masih banyak diselimuti misteri. Lantas sebagai seorang salik, bagaimanakah sikap terbaik dalam menghadapi masa depan? Bolehkah salikin merencanakan hidup untuk masa depan ? Nah, dalam kitab al-Hikam, Syaikh Ibnu Athaillah As-Sakandari memberikan jawaban sebagai berikut:
اَرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيْرِ فَمَا قَامَ بِه ِغَيْرُكَ عَنْكَ لَا تَقُمْ بِهِ لِنَفْسِكَ
Artinya: "tenangkan dirimu dari memikirkan urusan duniawi, karena apa yang telah direncanakan Allah ta'ala bagimu, tidak perlu kamu sibuk memikirkannya."
Ngaji Al-Hikam: Bolehkah Merencanakan Sesuatu Untuk Masa Depan ?
Bertawakallah kepada Allah ta'ala

Penjelasan:

Tadbir itu adalah rencana masa depan seorang hamba sesuai dengan kemauan dan kesanggupannya. Dalam islam, seseorang diperkenankan untuk membuat perencanaan matang untuk masa depannya, akan tetapi manusia perlu memahami bahwasanya sebagai sesuatu yang berlaku dalam hidup di dunia ini telah diatur oleh Allah ta'ala atas diri seseorang, maka tidak lagi perlu ia ikut mengaturnya. Seperti ungkapan Syaikh Abul hasan Asy-Syadzili, "Apabila kalian harus mengatur diri juga, maka lebih baik aturlah agar kalian tidak mengatur." (Baca: Cara Menyikapi Antara Keinginan dengan Takdir Allah Ta'ala).

Allah ta'ala memberikan kesempatan kepada manusia agar mempergunakan instink dan inderanya untuk merencanakan segala keperluan hidup dunianya, dan memberi kesempatan pula supaya mampu mempertahankan nikmat dan anugerah Allah yang telah diterima oleh manusia, karena itulah fitrah Allah yang berlaku atas diri manusia. Akan tetapi Allah juga mengingatkan kepada manusia bahwa semua rencana yang manusia buat, Allah jualah yang pada akhirnya menentukannya, dan apa yang diatur oleh Allah atas manusia itulah yahng pasti.

Allah berfirman dalam al-Quran, "Seandainya kalian semua bertawakal kepada Allah dengan berserah diri sepenuhnya, maka tentu kalian akan memperoleh rizki, seperti juga burung-burung mendapat rizkinya di pagi hari ketika mereka sedang lapar, dan kembali pulang ke sarangnya dengan perut kenyang." (HR. Tirmidzi). (Baca: Apa Itu Maqam Tajrid dan Maqam Asbab ?).

Orang yang arif ketika menghadapi tadbir, adalah dengan cara tetap istiqamah beriman kepada ketentuan Allah ta'ala yang datang kepada kita, suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. menerima semua yang datang dari Allah sebagai anugerah yang tidak perlu disesalkan. Bahkan diikuti pula dengan ikhtiar baru guna mendapatkan ketentuan Allah yang baru pula. Menghidupkan rasa syukur dalam diri seorang hamba akan apa yang telah diterima sebagai nikmat dari Allah. Rasa syukur itu diikuti pula dengan rasa sabar menerima apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah ta'ala.

Menerima semua yang ditetapkan Allah dengan rasa sabar akan melahirkan rasa tawakal, dengan rasa tawakal itulah seorang arif bijaksana akan mengukuhkan imannya. 

Allah ta'ala berfirman, "Hanya orang yang sabar sajalah yang akan ditetapkan pahala mereka tanpa batas." (Q.S. Az-Zumar: 10).

Dan sifat hamba seperti ini ditegaskan pula dalam surah al-Ankabut ayat 56, bahwasanya iman seorang hamba yang yangguh adlah mereka yang sabar dan tawakal.

Ukuran orang arifin dalam menghadapi ketetapan Allah ta'ala ialah ia dapat merasakan semua pemberian Allah itu sebagai suatu ujian atas kemampuan imannya. Ia menerima semua yang datang dari Allah tidak karena ukuran untung atau rugi, tetapi dengan ukuran iman yang menghiasi hati sanubarinya sendiri. Ia tidak ingin keteguhan iman seorang hamba diukur dengan sesuatu yang lain, karena iman termasuk senjata pamungkas yang harus dijaga dan dipelihara agar tidak rusak, tidak berkarat, sehingga pada saat tertentu dapat dipergunakan menjadi perisai menghadapi semua kemungkinan yang datang dalam kehiudpan anak manusia ini. 

Kemenangan akhir manusia yang arif adalah mampu mempertahankan imannya di saat yang penting. Dengan kemenangan itu akan memberinya kemajuan dan ketinggian ruhani yang luar biasa. Tidak ada kemenangan yang sangat disenangi oleh orang-orang arif kecuali kemenangan iman. Dengan iman yang selalu menang itulah seorang hamba akan diantarkan ke surga jannatun na'iim.

Semestinyalah orang beriman itu memahami benar bahwa rencana Allah atas kehidupan manusia bukanlah suatu rencana yang main-main. Karena segala yang diciptakan Allah dalam bentuk apa saja adalah rahasia Allah yang akan ditunjukkan kepada manusia, setelah berlakunya suatu rencana terhadap manusia.

Angan-angan manusia yang ada dalam benaknya tidak dilarang oleh Allah. Ikhtiar manusia untuk keberhasilannya dalam mendapatkan suatu kehendak pun boleh saja dilaksanakan. Akan tetapi ia harus yakin dengan keimanan yang teguh, bahwasanya semua yang direncanakan Allah tak seorang pun yang mampu menghalanginya. Apabila Allah telah memberi karunia kepada manusia, maka karunia itu akan datang, walaupun ada yang menghalanginya. Demikian juga apabila Allah akan memberi sesuatu peringatan atau kesusahan kepada manusia karena perbuatannya, maka tak satu kekuasaan pun yang mampu menolak kehendak Allah itu.



4 komentar:

  1. ketika takdir sudah di kehendaki Allah, manusia harus tetap istiqomah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mas fauzi, istiqamah dalam mengimani bahwa semua itu merupakan ketentuan Allah... salam pagi :)

      Delete
  2. iya kang,memang terkadang sebagai manusia,saya pribadi suka bermimpi dan berangan-angan yang tinggi untuk masa kedepan yang membayangi,namun akhir-akhir ini saya sudah tidak begitu perduli,karena saya merasa terlalu memikirkan semua itu hingga lupa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya sebetulnya kita sah dan boleh saja untuk memiliki mimpi, angan2, cita2...tpi seberapapun besar cita2 itu kita miliki kita tetap harus bertawakal kpd Allah...semangat pagi, dan semoga sukses selalu :)

      Delete