Tuesday, March 8, 2016

Filled Under:

Cara Shalat Gerhana Matahari (Kusuf) dan Bulan (Khusuf) Sesuai Sunnah

Panduan Tata cara Shalat Gerhana Matahari dan Bulan sesuai NU (Nahdlatul Ulama) - Jadwal Shalat Gerhana Matahari di Indonesia 9 Februari 2016 - Tata Cara Shalat Kusuf dan Khusuf - Alhamdulillah, besok pagi terjadi gerhana matahari. Di Indonesia, gerhana matahari waktunya adalah hari Rabu, tanggal 9 Maret 2016. Dalam syariat islam dikenal dengan shalat sunnah kusuf dan khusuf. Shalat sunnah Kusuf yaitu shalat sunnah gerhana matahari sedangkan shalat sunnah khusuf merupakan sebutan shalat sunnah untuk gerhana bulan. Dalam a-Quran Allah berfirman sebagai berikut:

لا تسجد للشمس ولا للقمر واسجدوا لله الذي خلقهن

Laa tajuduu lisy syamsi wa laa lil qamari wasjudu lillaahilladzii khalaqahunna

Artinya:

"Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya." (Q.S. Fushilat: 37). (Lihat: Teks Khutbah Shalat Gerhana Terbaru 9 Maret 2016).

Tatkala sayyid Ibrahim, putra dari kanjeng Rasul Muhammad shallallahu 'Alaihi wa Sallam dari Mariah al-Qibtiyah meninggal dunia, terjadilah gerhana matahari. Maka orang-orang banyak yang berkata, "Gerhana matahari terjadi karena kematian Ibrahim". Lalu kanjeng Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab perkataan yang demikian, agar jangan sampai mereka salah paham. 

"Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya menjadi tanda (dalil) dari dalil-dall adanya Allah dan kekuasaanNya. Kedua gerhana (terjadi) bukan karena matinya seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka apabila kamu lihat kedua gerhana, hendaklah kamu berdoa kepada Allah, dan shalat sampai gerhana itu lenyap." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari penjelasan hadits di atas dapat kita tarik penjelasan lebih lanjut bahwasanya shalat gerhana, baik itu gerhana matahari maupun bulan dilakukan untuk meningkatkan keimanan dan kesadaran kita akan adanya Allah ta'ala. Gerhana matahari dan bulan merupakan dua ayat yang menjelaskan kebesaran dan kekuasaanNya, dan bukan tanda bagi sesuatu selain itu. Demikian pula, gerhana matahari dan bulan bukan pula tanda bagi kematian seseorang, entah itu putra nabi, seorang ulama, atau orang biasa. Tidak ada keterkaitan sedikitpun dalam masalah tersebut. 

Adapun hukum salah sunnah gerhana matahari dan bulan adalah sunnah istimewa atau sunnah muakkadah. Boleh dilakukan secara berjamaah dan boleh pula dilakukan secara sendiri-sendiri. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
  • Pastikan terlebih dahulu terjadinya gerhana, baik itu gerhana matahari maupun bulan. 
  • Shalat gerhana dilakukan saat gerhana sedang terjadi dan sebelum utuh kembali
  • Seorang bilal/muraqqi (seperti shalat id jumat ) memberikan aba-aba sebagai berikut:
اَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْم. الَّذِي لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ 3
 صَلُّوْا سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ رَكْعَتَيْنِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ الله 2
 الصَّلَاةُ جَامِعَةً لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

  •  Niat melakukan shalat gerhana (kusufisy syamsi ) atau gerhana bulan (khusufil qamar), menjadi imam atau menjadi makmum 
اُصَلِّي سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ | لِخُسُوْفِ القَمَرِ اِمَامًا|مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَي

  • Shalat gerhana dilaksanakan sebanyak dua rakaat
  • Setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali sujud (lebih lama dari rukuk sujud shalat biasa)
  • Setelah bangun dari rukuk yang pertama dari setiap rakaat, sami'allaahu liman hamidah, lalu membaca al-fatihah dan surah kembali, kemudian rukuk kedua, i'tidal kedua, dan sujud, dan dilanjutkan berdiri lagi untuk rakaat kedua
  • Pada rakaat pertama, bacaan surah pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada raaat kedua, bacaan surat pertama lebh panjang daripada surat kedua. Misalnya rakaat pertama membaca surah Sabbihis dan al-Ghasyiyah, lalu rakaat kedua membaca wasy Syamsi dan wadh Dhuha.
  • Pada rakaat kedua lakukan gerakannya sesuai dengan rakaat pertama. 
  • Setelah shalat disunnahkan untuk berkhutbah. 
  • Sebelum memberikan khutbah, bilal atau muroqqi memberi peringatan dengan mengatakan sebagai berikut:
مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْنَ وَ زُمْرَةَ المُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ الله. اِعْلَمُوا اَنَّ الشَمْسَ وَالقَمَرَ لاَ يَنْكَشِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ. فَإِذَا رَاَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللهَ وَكَبِّرُوا. وَصَلُّوا وَ تَصَدَّقُوا اَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَاَطِيْعُوا رَحِمَكُمُ اللهُ اَنْصِتُوا وَاسْمَعُوا وَاَطِيْعُوا رَحِمَكُمُ اللهُ اَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْن
  • Dilanjutkanberdoa
  • dilanjutkan salam dari khatib
  • muraqqi baca istighfar 3 kali sebagaimana istighfar di atas
  • Khatib mulai membaca teks khutbah hingga selesai.
Demikianlah panduan singkat, padat, dan jelas mengenai tata cara shalat gerhana matahari dan gerhana bulan. Semoga bisa memberikan manfaat. (Lihat Pula: Jadwal Pelaksanaan Shalat Gerhana 9 Maret 2016).

0 komentar:

Post a Comment