Friday, March 4, 2016

Filled Under:

Kiat Sukses Ngaji atau Menuntut Ilmu

Kiat Sukses Ngaji atau Menuntut Ilmu - Ngaji Kitab Ta'limul Muta'alim -

Aku berkata, "Orang sekarang banyak yang keracunan ilmu sebab tak bisa meramunya. Al-Ilmu yang seharusnya nur menjadi Nar. Al-Ilmu Naarun. Walhasil orang yang berilmu banyak yang SANGAR...Biar nggak sangar, ada baiknya kita renungi nasihat kitab ta'lim berikut ini....."


Salah satu kewajiban seorang muslim yang beriman kepada Allah adalah menuntut ilmu. Menuntut ilmu itu Faridhatun 'Ala Kulli Muslimin wa Muslimatin, yang artinya wajib bagi setiap orang islam, baik itu laki-laki maupun perempuan. Hukum wajib yang ditegaskan oleh syariat ini tentu saja mengandung maksud tujuan yang besar dan sangat penting, diantaranya sebabnya yaitu bahwa ilmu merupakan kunci kesuksesan yang dengannya manusia dapat mencapai tujuan hidupnya. Sebagai harapan setiap insan, kesuksesan di dunia dengan kebahagiaan dan ketentraman hidup, sedangkan kesuksesan di akhirat dengan kenikmatan surgawi dan keridhaan Allah ta'ala. Untuk mencapai dua hal itu, mutlak diperlukanlah ilmu. Karena itu, setiap muslim wajib menuntut ilmu, demi kemaslahatan dirinya. Ilmu dengan demikian adalah kunci segala-galanya. Bahkan kesuksesan dalam manembah atau beribadah kepada Allah juga dengan ilmu. Tanpa ilmu, kita tidak akan bisa beribadah kepadaNya sesuai dengan ketentuan syariat islam. Sekali lagi, ilmu adalah kunci segala-galanya. 

Agar kita mendapatkan ilmu, maka ada seperangkat aturan yang harus diamalkan terkait dalam proses pencariannya. Sebab, mencari atau menuntut ilmu itu tidak sembarangan, namun ada adabnya. Dalam kitab Ta'limul Muta'allim bab Fi Ta'dzimil 'Ilmi wa Ahlihi dijelaskan mengenai kunci dari sukses, diantaranya sebagai berikut:

اعلم ان طالب العلم لا ينال العلم لا ينتفع به الا بتعظيم العلم واهله و تعظيم الأستاذ وتوقيره. قيل: ما وصل من وصل الا بالحرمة وما سقط من سقط الا بترك الحرمة و التعظيم. وقيل: الحرمة خير من الطاعة

I'lam, anna thaalibal 'ilmi laa yanaalu al-ilma wa laa yantafi'u bihi illaa bi ta'dziimil 'ilmi wa ahlihi wa ta'dziimil ustaadzi wa tauqiirih. Qiila: maa washala man washala illaa bil hurmati wa maa saqatha man saqatha illaa bitarkil hurmati wat ta'dziimi. Wa qiila: al-Hurmatu khoirun minath tha'ah.

Artinya:

"Ketahuilah, sesungguhnya para santri yang menuntut ilmu tidak akan mendapatkan ilmu dan manfaat darinya kecuali dengan jalan menghormati atau mengagungkan ilmu, menganggungkan ahli ilmu, dan mengaggungkan guru yang telah mengajarkan ilmu. Dikatakan, "Seseorang tidak akan sampai kecuali dengan penghormatan. Dan seseorang tidak akan jatuh (ke dalam lembah kerugian) kecuali dengan meninggalkan penghormatan dan pengagungan." Dan dikatakan pula, "Menghormati (ilmu, ahli ilmu, dan guru) itu lebih baik daripada taat kepada Allah (namun tanpa ada penghormatan dan pengagungan)."

Dari penjelasan kitab Ta'limul Muta'alim di atas, kiranya dapat kita dapatkan satu pencerahan terkait kiat sukses dalam ngaji atau menuntut ilmu, yaitu yang pertama adalah dengan menghadirkan penghormatan kepada ilmu, ahli ilmu dan guru yang mengajarkan ilmu. 

Mengagungkan ilmu itu memiliki rahasia yang sangat agung, sebab dengan menghormati ilmu pada hakikatnya kita menghormati dan mengagungkan Dzat Yang Memiliki Ilmu itu sendiri. Di sisi lain perlu kita ingat kembali bahwasanya al-ilmu nurun, bahwa ilmu itu cahaya. Sifatnya cahaya itu bertolak belakang dengan kegelapan. Sifatnya cahaya itu tinggi, sedangkan kegelapan itu rendah. Sifatnya cahaya itu mulia, sebagaimana malaikat yang diciptakan dari cahaya juga memiliki unsur kemuliaan yang tinggi. Salah satu asma Allah adalah An-Nuur, Yang Maha Bercahaya dan Maha Pemberi Cahaya, yang juga bersifat Maha Tinggi. Karena ilmu itu nur, maka secara otomatis ilmu itu adalah sesuatu yang tinggi. Apabila kita ingin mendapatkan sesuatu yang tinggi tersebut, maka dalam proses pencariannya kita harus menghadirkan sifat-sifat yang tinggi dan pengagungan. Jangan kita mencari yang tinggi namun dengan cara yang rendahan. Ibarat mencari wujud bulan dengan menundukkan pandangan, maka kita tidak akan bisa mendapatkan penampakan dari keindahan bulan itu. Demikian pula apabila kita ingin mendapatkan ilmu, maka kita harus meninggikan dan mengagungkan ilmu, sebab dengan jalan itulah kita akan mendapatkan ketinggian dari ilmu tersebut. 

Demikian pula, diantara kiat sukses ngaji dan menuntut ilmu adalah dengan memuliakan para ahli ilmu dan guru, sebab di dalam diri mereka tersimpan ilmu. Selain sebagai nur, ilmu itu juga merupakan harta warisan kanjeng rasul Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Para guru dan ahli ilmu adalah orang yang di dalamnya tersimpan harga peninggalan rasulullah yang musti dijaga dengan sekuat tenaga. Dan apabila kita ingin menjadi sang penjaga warisan tersebut, maka kita harus bisa mengambilnya dari mereka (guru dan ahli ilmu) dengan cara yang baik, yaitu dengan memuliakan dan mengaggungkan mereka. Dengan pengagungan itulah, ilmu yang kita dapatkan akan bermanfaat dan penuh keberkahan. Berkahnya ilmu berangkat dari keridhaan guru, sedangkan hilangnya keberkahan ilmu karena ketiadaan ridha dan keikhlasan dari para guru. Hormatilah guru yang telah mengajarkan kita ilmu, niscaya kita akan mendapatkan sirr atau rahasia yang bersar dari ilmu yang telah kita dapatkan. 

Disadari atau tidak, petaka yang sedang dihadapi masyarakat dunia saat ini salah satu sebabnya adalah kesalahan dalam proses thalabul ilmi itu sendiri. Yang mana, banyak sekali di zaman ini orang berilmu namun sedikit dari mereka yang bisa mendapatkan kemanfaatan dan keberkahan dari ilmu yang telah mereka dapatkan tersebut. Seakan-akan ilmu tidak lagi menjadi nur melainkan menjadi nar (api) yang membakar kehidupan mereka sehingga hancur dalam kesengsaraan. Nur (cahaya) yang berubah menjadi Nar (api) ini tentu saja akan membawa dampak yang amat sangat berbeda dan bertolak belakang. Dan fakta memang membuktikan, dimana banyak orang berilmu yang berakhlak bejat, bermoral hina, dan berkelakuan lebih rendah dari binatang. Semua tiada lain karena ketiadaan nur dalam diri mereka. Ilmu yang sejatinya ilm berubah menjadi sesuatu yang semu dan merusak. Ilmu yang harusnya manis semanis madu, menjadi racun bagi kehidupan. Orang banyak keracunan ilmu tiada lain karena mereka tidak pandai meramu ilmu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bila dirunut, ketidakpandaian itu datang karena mereka menyepelekan ilmu, dan tidak memiliki adab saat mereka berusaha keras untuk mendapatkannya. Untuk itu, kiat sukses ngaji dan menuntut ilmu salah satunya yang paling penting adalah berusaha menjaga ilmu sebagai nur dan bukan sebagai nar. 



9 komentar:

  1. kalau saya sudah bukan waktunya untuk mondok mas, tapi saya alhamdulillah selalu mengikuti tausiah di saat saya tholab mingguan. bener sekali apa yang mas tulis di atas kadang kita tidak menyadarinya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga dari yang sedikit dapat menjadi berkah manfaat

      Delete
  2. yang penting harus bener2 niat. kalau dari awal engga ada niat, engga bakal sukses ngaji itu. alhamdulillah saya sudah khatam alquran.hembb...

    ReplyDelete
  3. Salam ust..izinkan saya utk amalkannya

    ReplyDelete
  4. Salam ust..izinkan saya utk amalkannya

    ReplyDelete
  5. assalamualaikum,,,mohon izin ana untuk mengamalkannya smg bermamfaat dunia akhirat

    ReplyDelete
  6. Qobiltu, ya ustaz

    ReplyDelete
  7. Qobiltu, ya ustaz

    ReplyDelete
  8. Qobiltu ya ustat

    ReplyDelete